Survei Seismik South Kangean 3D Berakhir, 297 Rumpon Nelayan Sudah Diganti Rugi

kompensasi rumpon
Acara pembayaran kompensasi terhadap 297 rumpon milik nelayan yang terkena dampak survei seismic Kementerian ESDM di wilayah perairan Bali Utara, Kamis (7/3/2024). (ist)

SINGARAJA | patrolipost.com – Usai sudah kegiatan survei seismic oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) di wilayah perairan Bali Utara. Survei seismic dengan sandi South Kangean 3D dilakukan untuk menggali potensi minyak dan gas bumi (migas) dengan PT Technical Geophysical Services (TGS). Kapal canggih Haiyang Shi You (HYSY) 720 milik China pun sudah ditarik kembali ke negaranya.

Senior Publik Relation PT Technical Geophysical Services, Adhie Sholahudin Achmad mengatakan kegiatan survei seismik South Kangean 3D sudah selesai 100 persen dengan aman, lancar,  tanpa ada insiden dan kendala yang berarti.

“Saat ini kapal survei HYSY 720 dan kapal-kapal pendukung sudah dalam perjalanan pulang ke tujuan masing-masing,” kata Adhie Sholahudin, Kamis (7/3/2024).

Ia menyebut kegiatan perekaman data seismik South Kangean 3D seluruhnya tuntas pada  Jumat 1 Maret 2024. Seluruh peralatan seperti streamer yang digunakan sudah diangkat naik kepermukaan.

“Kapal survei HYSY 720  lego jangkar di Pelabuhan Celukan Bawang pada Senin 4 Maret 2024 pagi dan selanjutnya bertolak ke Cina. Kami berharap pekerjaan besar ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia, khususnya di Bali,” ucap Adhie.

Dalam surveinya PT TGS Geophysical Indonesia berupaya memetakan potensi migas di perairan Bali Utara. Pada tahap pemetaan, dilakukan survey seismik multiclient 2D dan 3D yang mengharuskan pengangkatan rumpon nelayan di sepanjang jalur survey.

Kegiatan pengangkatan rumpon dan survey seismik dilakukan mulai 29 Desember dan telah selesai sepenuhnya pada 4 Maret 2024. Setelah melakukan survey dan pengangkatan rumpon, selanjutnya PT TGS Geophysical Indonesia melakukan perhitungan untuk biaya kompensasi untuk mengganti untung 297 unit rumpon milik 60 nelayan yang tersebar di Desa Tejakula, Kubutambahan, Bungkulan, Tangguwisia, Pengastulan, Banjar Asem, Patas, dan Celukan Bawang.

Pembayaran kompensasi bernilai miliaran itu akan dilaksanakan di Gedung Laksmi disaksikan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana terhadap penerima kompensasi sebanyak 60 orang, dengan jumlah 297 rumpon.

“Seluruhnya berasal dari Kabupaten Buleleng Bali. Dan selanjutnya rumpon-rumpon tersebut dimusnahkan berkoordinasi dengan Dinas LH Kab Buleleng. Progress pemusnahan sudah berjalan 50 persen dan diharapkan akan selesai pada 15 Maret 2024. Sampah rumpon dibuang ke TPA Bengkala, Kubutambahan,” tandasnya.

Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan potensi perikanan di Buleleng sangat besar. Menurut informasi, dari tiga rumpon dapat menghasilkan 20 ton hasil laut selama lima bulan. Namun dengan adanya survey seismik, para nelayan tidak bisa beraktifitas seperti biasanya. Inipun berpengaruh pada kondisi perekonomian mereka.

“Makanya akan saya cek benar-benar di BPD Bali. Kalau bisa sore sudah masuk ke rekening. Bukan masalah nilai kompensasinya, tapi ini mata pencaharian mereka sehari-hari. Setelah ini mereka bisa berkegiatan lagi tapi tidak pada jalur survey,” kata Lihadnyana. (625)

Pos terkait