Supermoon Diprediksi Akan Terjadi Lagi 7 Mei Depan

Fenomena supermoon di Paris/net.

DENPASAR | patrolipost.com – Peristiwa astronomi selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang. Salah satunya adalah fenomena langit Supermoon yang terjadi, Rabu (8/4/2020) pukul 01.08 WIB. Tak hanya sekali terjadi, Supermoon diperkirakan akan muncul lagi pada tanggal 7 Mei Mendatang, bertepatan dengan Hari Raya Waisak.

Menurut BMKG, Supermoon atau sering juga disebut bulan purnama perige pada 8 April 2020 merupakan satu dari tiga fenomena Supermoon yang diprediksi terjadi pada 2020 ini. Sebelumnya supermoon terjadi pada 10 Maret 2020 lalu dan akan kembali terjadi pada 7 Mei 2020 mendatang.

Bacaan Lainnya

Kedua supermoon tersebut, memiliki ukuran jari-jari sedikit lebih kecil daripada ukuran bulan purnama perige pada 8 April 2020. Karena itu, supermoon 8 April 2020 merupakan puncak supermoon pada 2020 ini.

Fenomena Supermoon atau purnama perige yang terjadi malam ini merupakan kondisi dimana bulan berada posisi terdekatnya dari bumi. BMKG menyebutkan apabila langit dalam keadaan cerah, maka akan terlihat bulatan bulan yang ukurannya cukup besar dibandingkan biasanya.

Pada saat tersebut, jari-jari bulan yang tampak dari bumi adalah sebesar 16,73 menit busur. Delapan jam 27 menit kemudian bulan pun berada pada fase purnama.

Hal ini dikarenakan bulan sedang menuju jarak terdekatnya dari bumi. Semakin malam bulan akan semakin dekat hingga pada tengah malam 8 April 2020 pukul 01.08 WIB, bulan berada di perige dengan jarak 356.910 km dari Bumi.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman, mengatakan Supermoon adalah kondisi di mana bulan berada pada titik terdekatnya (perige) dengan bumi, sehingga bulan akan terlihat lebih besar.

“Biasanya jarak Bulan berada pada jarak 400 ribu kilometer dari Bumi, pada saat Supermoon jaraknya menjadi sekitar 356 ribu kilometer. Sehingga baik diameter maupun kecerlangannya akan lebih besar dari biasanya,” jelas Iman, saat dikonfirmasi, Selasa (7/4/2020).

Iman mengatakan bahwa supermoon ini dapat disaksikan dengan mata telanjang, hanya saja akan jauh lebih terlihat jelas apabila menggunakan alat bantu teropong. Di sisi lain, bulan purnama pun akan terjadi saat jarak bumi-bulan sedang dalam jarak terjauh atau apoge, di mana Bulan purnamanya dikenal sebagai purnama apoge atau yang dikenal dengan minimoon.

Minimoon sendiri diprediksi akan terjadi pada 2 Oktober 2020, 31 Oktober 2020, dan 30 November 2020. Pada ketiga purnama itu, jarak bumi-bulannya lebih besar daripada 400 ribu km sehingga ukuran jari-jari bulan yang tampak dari bumi akan kurang dari 15 menit busur.

Sementara itu, untuk mengetahui apakah bulan dalam keadaan supermoon atau minimoon, BMKG menyampaikannya dengan cara membandingkan kedua citra bulan purnama yang biasanya terpisah 6 bulan itu. Kemudian akan didapati bahwa jari-jari bulan saat di perige adalah 14 persen lebih besar daripada jari-jari bulan saat di apoge, demikian juga kecerlangan keduanya yang berbeda 30 persen. (cr01)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.