Sekda Dewa Indra Dorong Optimalisasi Penyaluran Kredit Sektor Pertanian

sekda kredit
Sekda Dewa Made Indra dalam Rapat Koordinasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BPD Bali. (Ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Koordinator Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) mendorong optimalisasi pemanfaatan kredit bagi sektor pertanian yang merupakan penyumbang angka PDRB cukup besar bagi perekonomian Daerah Bali.

Pemerintah melalui lembaga perbankan telah meluncurkan berbagai platform kredit yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM, termasuk di dalamnya petani.

Bacaan Lainnya

“Program nasional yang telah cukup lama ada KUR dan yang patut kita apresiasi, BPD Bali berhasil menjadi terbaik kedua dalam penyaluran kredit ini,” kata Sekda Dewa Made Indra dalam Rapat Koordinasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BPD Bali yang berlangsung di Ballroom Prama Sanur Beach, Sabtu (16/3/2024).

BPD Bali meluncurkan kredit usaha tani yakni, Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas Pertanian (KPSP), selain itu juga mendukung program Kementerian Pertanian RI dengan menyalurkan kredit usaha alat mesin pertanian (alsintan).

Terkait dengan banyaknya akses permodalan yang dibuka bagi pelaku UMKM dan petani, Dewa Indra menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada lembaga terkait seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan BPD Bali.

Menurutnya, banyaknya layanan kredit yang ditawarkan oleh lembaga keuangan belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani.

“Padahal idealnya, banyaknya akses perbankan yang dibuka, akan makin memudahkan petani dalam mendapat permodalan yang mendukung usaha mereka,” imbuhnya

Dikatakan Dewa Indra, belum optimalnya pemanfaatan kredit disebabkan masih kurangnya literasi sehingga banyak petani yang tidak mengetahui program kredit yang diperuntukkan bagi mereka.

Ia minta, OPD yang mengurusi bidang pertanian dan koperasi untuk aktif memberikan sosialisasi dan memfasilitasi para petani di wilayah masing-masing.

“Kita perlu memberikan literasi dan pemahaman yang jelas. Kalau tak ada yang memberi penjelasan, petani belum tentu tahu program kredit seperti alsintan,” sebutnya.

Dewa Indra menyebutkan, menurut data yang diperolehnya dari Dirut BPD Bali, kredit yang tersalurkan untuk sektor pertanian baru mencapai 10 persen. Artinya, menurut Dewa Indra, masih banyak petani yang belum memperoleh akses permodalan dari sekian banyak program kredit yang diluncurkan lembaga perbankan.

“Bisa jadi masih ada petani yang memanfaatkan rentenir untuk memperoleh akses permodalan. Ini harus jadi perhatian kita semua. Apalagi, seluruh kepala daerah menjadikan pertanian sebagai sektor prioritas dalam visi misi mereka. Saya harap itu bukan hanya retorika,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan, hingga bulan Februari 2024, BPD Bali berhasil menyalurkan 49 persen KUR bagi pelaku UMKM.

“Ini telah melampaui target minimal 30 persen. Sehingga kami memperoleh insentif GWM dari BI,” kata Nyoman Sudharma.

Insentif Giro Wajib Minimum (GWM) diberikan kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas yang belum pulih, KUR dan kredit hijau. (pp03)

Pos terkait