Sampai Akhir Oktober 2022, DBD di Kota Denpasar Capai 834 Kasus, 6 Meninggal Dunia

dbd dps
Pemegang Program DBD Dinkes Kota Denpasar Sekar Wahyuni (kiri) dan kegiatan foging (kanan). (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Sejak Januari sampai akhir Oktober 2022, tercatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar mencapai 834 kasus. Dari jumlah itu tercatat sebanyak 6 orang meninggal dunia.

Pemegang Program DBD Dinkes Kota Denpasar Sekar Wahyuni mengatakan, dalam mencegah terjadi peningkatan kasus, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar menggencarkan berbagai upaya penanggulangan baik melalui sosialisasi, Gertak pemberantasan sarang nyamuk (PSN), larvasidasi, fogging, penyemprotan ULV, hingga pembinaan jumantik mandiri.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Sekar merinci bahwa pada Januari terdapat 137 kasus, Februari sebanyak 73 kasus, Maret 115 kasus, dan April 148 kasus. Kemudian Mei terdapat 124 kasus, Juni bertambah 66 kasus, sedangkan Agustus dan September masing-masing ditemukan sebanyak 47 kasus. Selanjutnya pada Oktober dijumpai penambahan sebanyak 33 kasus.

Kasus DBD ini tersebar di 4 Kecamatan Denpasar yakni Denpasar Barat (Denbar) sebanyak 206 kasus, Denpasar Utara (Denut) sebanyak 234 kasus, Denpasar Timur (Dentim) sebanyak 134 kasus, dan Denpasar Selatan (Densel) sebanyak 260 kasus.

“Kecamatan Densel menjadi penyumbang kasus terbanyak berdasarkan grafik yang tercatat dengan total 260 kasus DBD. Sampai saat ini ada 6 angka kematian akibat DBD,” ujar Sekar saat dikonfirmasi, Senin (31/10/2022).

Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk, terutama untuk membudidayakan PSN dalam kehidupan rumah tangga. Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk rutin melaksanakan PSN 3 M plus minimal seminggu sekali sebagai upaya pencegahan dini terhadap infeksi Dengue/DBD. Adapun PSN 3 M plus yakni menguras, menutup, menyingkirkan/mendaurulang barang bekas, larvasidasi, memelihara ikan pemakan jentik, dan mengurangi menggantung pakaian.

“Mari laksanakan gerakan  1 rumah 1 jumantik, jadilah jumantik mandiri di rumah dan lingkungan kita masing-masing,” ajaknya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya fogging  fokus dengan menyasar desa/kelurahan. Namun kegiatan ini tentunya harus mendapat dukungan masyarakat. Menurutnya fogging bukan solusi utama dalam memberantas DBD, sehingga masyarakat diharapkan tidak terlalu mengandalkan fogging.

“Jika hanya mengandalkan pemerintah, tidak akan efektif dan fogging tidak bisa mengatasi permasalahan demam berdarah dengan tuntas, tapi masyarakat terlanjur merasa aman jika sudah dilakukan fogging. Tetapi PSN 3 M plus adalah kunci yang utama untuk bersama menuju Denpasar sehat, bebas DBD,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya berharap dengan upaya tersebut perkembangan nyamuk demam berdarah bisa diminimalisir dan masyarakat bisa hidup sehat serta terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini. (030)

#kasusDBD #DinkesKotaDenpasar #PSN3MPlus

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.