Ribuan Krama Iringi Prosesi Nunas Don Bingin Serangkaian Karya Meligia Lajur Puri Bukit Bangli

prosesi nunas
Prosesi nganget don bingin di Pura Kehen Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Serangkaian pelaksanaan karya Meligia Lajur di Banjar Puri Bukit, Kelurahan Cempaga, Bangli, pada Selasa (10/10/2023) dilaksanakan prosesi “Nganget Don Bingin’ (memetik daun beringin). Prosesi ini diikuti ribuan krama dari tiga Puri yakni Puri Bukit, Puri Kanginan dan Puri Tamanbali dengan melaksanakan mepeed dari lokasi upacara di Piyadnyan Puri Bukit menuju Pura Kehen.

Manggala Karya Meligia Lajur Puri Bukit Ida I Dewa Anom Sudarta mengatakan Meligia Lajur di Puri Bukit Bangli diikuti sebanyak 121 Puspa dari tiga Puri. Yakni, Puri Bukit, Puri Kanginan dan Puri Tamanbali.

Sementara sesuai dudonan acara, puncak karya Meligia Lajur di Puri Bukit akan berlangsung pada tanggal 14 Oktober mendatang. “Untuk persiapannya sendiri sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu,” tegasnya. Mulai dari nyukat karang, membuat bangunan piyadnyana, hingga berbagai sarana upakara yang akan dipergunakan.

Sedangkan untuk prebeya (biaya) selain mendapat bantuan dari Pemkab Bangli, juga datang dari urunan sebesar Rp 10 juta untuk masing-masing Puspa.

“Makna yang lebih penting dari pelaksanaan Melgia Lajur secara massal ini, yakni pesemetonan antar warga Puri bisa lebih erat,” jelas  Ida I Dewa Anom Sudarta didampingi penasihat, Ida I Dewa Gede Rai.

Sementara untuk prosesi nunas / nganget don bingin, kata Ida I Dewa Anom Sudarta  sebelum prosesi nganget don bingin di Pura Kehen dilakukan, didahului dengan melakukan persembahyangan bersama dengan harapan memohon keselamatan dan kelancaran jalannya karya.

Selanjutnya, prosesi nganget daun beringin dilakukan dengan menggunakan galah yang di ujungnya diikatkan pisau sudamala. Lantaran peruntukan daun beringin nantinya untuk karya suci, sehingga prosesi pemetikan daun beringin dilakukan dengan tidak sembarangan. Agar daun yang dipetik tidak terjatuh menyentuh tanah.

Proses pemetikan daun beringin mengacu sembilan arah mata angin dan terakhir dilakukan di bagian tengah.

“Daun beringin yang kita tunas ini, nantinya yang akan dipergunakan sebagai media penyalur Sang Pitara nantinya untuk menuju Sangkan Paraning Dumadi,” ujarnya.

Selanjutnya daun beringin ini yang akan dipergunakan untuk ngajum puspa sebagai simbolis dari leluhur yang diupacarai. Daun beringin yang digunakan untuk ngajum, dipilih yang masih utuh saja. Karena banyaknya Puspa yang akan diupacarai, prosesi ngajum dilakukan secara bertahap.

Selain itu, dalam prosesi penggunaan daun beringin untuk ngajum, jumlahnya  disesuaikan dengan jenis kelamin leluhur yang diupacara. Misalnya, jika daun beringin tengadah itu lambang perempuan dan jika telungkup itu lambang laki-laki.

“Demikian halnya, jumlah yang dipergunakan antara laki-laki dan perempuan berbeda,” ujarnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.