Pompa di Gamongan II Terbakar, PDAM Bangli Masih Tunggu Pompa Pengganti

ganti kabel
Petugas teknisi saat melakukan pergantian kabel di sumber mata air Gamongan II Desa Kayubihi Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Mesin pompa di sumber mata air Gamongan II di Desa Kayubihi Bangli terbakar beberapa hari yang lalu. Dampaknya di beberapa daerah tidak teraliri air sejak dua pekan terakhir. Proses perbaikan masih menunggu datangnya pompa pengganti.

Direktur Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli, Dewa Gede Ratno Suparso Mesi mengatakan sejatinya dalam kurun waktu setahun sudah tiga kali pompa di sumber mata air Gamongan II terbakar. Terakhir kejadian terjadi pada tanggal 8 Januari 2024. Akibatnya pasokan air bagi pelanggan di wilayah Desa Kayubih, Palaktihing, dan Desa Landih serta sebagian pelanggan di Desa Suter, Kintamani terganggu.

Bacaan Lainnya

“Penyebab seringnya pompa di lokasi tersebut terbakar karena tegangan listrik tidak stabil atau voltase listrik turun,” ujarnya, Rabu (24/1/2024).

Mengatasi masalah tegangan listrik yang tidak stabil dilakukan lewat pergantian kabel. Dimana kabel  sepanjang hampir 450 meter yang sebelumnya terpasang diganti dengan kabel jenis NYY. Proses pergantian kabel sudah kelar.

“Memang kabel yang sebelumnya terpasang sudah standar PLN, tapi dari hasil koordinasi dengan ahli yang membidangi masalah kelistrikan, untuk mengatasi turunnya tegangan listrik yang kerap terjadi perlu dilakukan pergantian kabel dengan mutu yang lebih bagus lagi,” kata direktur asal Banjar/ Kelurahan Kawan Bangli ini.

Sementara untuk pergantian pompa yang terbakar masih menunggu datangnya pompa baru. Dari informasi pompa yang didatangkan langsung dari Eropa sudah sampai di Jakarta dan tinggal dikirim ke  Bali.

”Mudah-mudahan lagi dua hari pompa sudah datang, sehingga langsung bisa kita pasang. Proses pemasangan pompa butuh waktu sehari,” kata Direktur yang akrab dipanggil Dewa Rono ini.

Dewa Rono tidak menampik jika timbul pertanyaan kenapa perusahaan tidak memiliki stok pompa, hal ini tentu melihat kemampuan keuangan perusahaan. Sementara bisnis plant perusahaan di tahun 2024 adalah memperluas daerah layanan, sehingga di tahun 2025  baru bisa terpikirkan untuk pengadaan mesin pompa cadangan.

”Butuh anggaran besar untuk pengadaan pompa, satu unit pompa harganya mencapai ratusan juta rupiah,” kata Dewa Rono. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.