Perumda Bidadari Hadirkan Berbagai Wisata Alternatif Sekitar Area Goa Batu Cermin

goa batu cermin
Kawasan Destinasi Wisata Goa Batu Cermin. (afri)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Perumda Bidadari mulai melakukan penataan dan Pemanfaatan pada sejumlah fasilitas pendukung pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Goa Batu Cermin atau GBC.

Salah satu yang tengah disiapkan yakni pemanfaatan salah satu ruangan yang akan dijadikan sebuah museum. Museum ini nantinya akan berisikan narasi kebudayaan Manggarai Barat, mulai dari kain tenun, alat musik dan lainnya. Museum ini nantinya juga akan menampilkan narasi prehistoric dari Satwa Komodo dan Homo Floresiensis.

Bacaan Lainnya

Hadirnya museum ini ke depan dapat dijadikan alternatif wisata bagi  wisatawan maupun masyarakat setempat yang tidak sempat melihat langsung satwa Komodo di habitatnya langsung. Selain itu, penggunaan museum ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi dalam kegiatan wisata edukasi.

“Butuh museum untuk menyasar wisatawan yang memang tidak mau ke laut (Pulau Rinca atau Pulau Komodo). Yang berikut itu menyasar anak anak sekolah yang memang belum pernah ke pulau atau wisata bahari. Melalui konsep field trip kita juga ingin menjadikan ini wisata edukasi (educational tourism). Tujuannya agar Sense of Tourism sudah muncul sejak kecil,” ujar Direktur Perumda Bidadari, Werry Sutanto.

Selain menghadirkan museum, Perumda Bidadari juga akan menjalin kerjasama bersama sejumlah lembaga terkait dalam memanfaatkan hutan bambu yang tumbuh di sekitar lokasi Goa Batu Cermin. Melalui pengelolaan yang tepat, Hutan Bambu ini juga diharapkan mampu memberikan wisata alternatif bagi pariwisata Labuan Bajo.

“Kita akan bekerjasama dengan Yayasan Bambu Indonesia terkait bagaimana menata bambu yang ada di  sekitar Goa Batu Cermin, sehingga mampu menjadi tujuan wisata pendukung di Destinasi Wisata Goa Batu Cermin ini,” ungkapnya.

Perumda Bidadari juga akan memaksimalkan pemanfaatan sejumlah bangunan fasilitas penunjang dalam mendukung keberlangsungan pemasaran produk produk ekonomi kreatif warga masyarakat, baik dalam bentuk souvenir maupun kuliner lokal.

“Sejumlah bangunan pendukung pada area Goa Batu Cermin dibangun untuk mengakomodir kegiatan berwisata pada area tersebut. Selain itu  sejumlah sarpras yang ada tentu akan dimaksimalkan demi mendukung para pelaku UMKM dan Ekraf dalam memasarkan produknya,” ucapnya.

Werry menambahkan, pada area utama nantinya akan dimanfaatkan sebagai area pertunjukan seni dan budaya yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif bagi para wisatawan seperti pementasan tarian tradisional, permainan tradisional serta pertunjukan musik.

Adapun sejumlah bangunan lainnya dimanfaatkan sebagai tempat, meeting room, Souvenir Shop, Coffee Shop, disability Rest Room, Holding Room dan Designated Smoking Area.

Goa Batu Cermin (GBC) mulanya ditemukan pada tahun 1951 oleh seorang arkeolog dan sekaligus misionaris asal Belanda, Theodore Verhoeven. Nama Baru Cermin sendiri diambil dari partikel partikel garam yang menempel pada dinding batu yang apabila terkena cahaya akan memantulkan cahaya tersebut selayaknya cermin. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.