Pernah Jadi Korban Foto Palsu, Paus Fransiskus Ingatkan Bahaya Kecerdasan Buatan

paus fransiskus
Paus Fransiskus. (ist)

VATICAN | patrolipost.com – Paus Fransiskus memperingatkan bahaya “buruk” dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan memperbarui seruan agar peraturan di seluruh dunia memanfaatkannya demi kebaikan bersama.  Hal ini dikatakan Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu (24/1/2024). Paus Fransiskus juga mengakui bahwa dirinya pernah menjadi korban foto palsu.

Paus Fransiskus juga pernah mengungkapkan ketakutan dan harapannya terhadap kecerdasan buatan (AI) dalam pesannya pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia Gereja Katolik Roma, yang diperingati di seluruh dunia pada tanggal 12 Mei pada tahun lalu.

Bacaan Lainnya

Meskipun ia mendesak masyarakat untuk sementara waktu “mengesampingkan prediksi bencana dan dampaknya yang mematikan” terhadap hal-hal baru, pesan tiga halamannya sebagian besar berisi pesan yang mengerikan. Ia memperingatkan “polusi kognitif” yang dapat memutarbalikkan kenyataan, mempromosikan narasi palsu dan memenjarakan orang-orang dalam ruang gaung ideologis.

“Kita perlu memikirkan masalah disinformasi dalam bentuk berita palsu yang sudah lama ada, yang saat ini bisa terjadi. ‘Deepfakes’, yaitu penciptaan dan penyebaran gambar yang tampak masuk akal namun salah, saya juga menjadi sasarannya,” tulis Paus Fransiskus.

Rupanya yang dia maksud adalah foto palsu dirinya yang menjadi viral di media sosial tahun lalu. Gambar tersebut memperlihatkan dia mengenakan mantel puffer putih sepanjang mata kaki yang dipasang oleh seseorang yang menggunakan program penghasil gambar.

Paus Fransiskus juga berbicara tentang pesan audio palsu yang menggunakan suara seseorang untuk mengatakan hal-hal yang tidak pernah diucapkan orang tersebut.

“Teknologi simulasi di balik program-program ini dapat berguna dalam bidang-bidang tertentu, namun menjadi buruk ketika hal itu merusak hubungan kita dengan orang lain,” lanjut Paus.

Dia memperbarui seruannya bulan lalu untuk membuat perjanjian internasional yang mengikat secara hukum untuk mengatur AI.

Dalam pesannya pada hari Rabu, ia berbicara tentang “patologi terkait” AI, termasuk penurunan pluralisme dan berkembangnya “pemikiran kelompok,” di mana posisi konsensus diambil tanpa mempertimbangkan kritik atau alternatif dari luar.

Paus Fransiskus juga berbicara tentang bahaya AI di media, khususnya dalam pemberitaan perang, yang menurutnya dapat menjadi sasaran perang paralel yang dilakukan melalui kampanye disinformasi.

“AI harus mendukung dan tidak menghilangkan peran jurnalisme di lapangan,” tandasnya. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.