Pergantian Pipa Induk Transmisi Catur-Belantih Butuh Anggaran Rp 2,5 Miliar

kabag umum perumda
Kabag Umum dan Keuangan Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli, Gusti Agung Jelantik Sutha Baskara. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Pipa induk transmisi Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli sepanjang 2,5 km dari Desa Catur sampai Desa Belantih, Kecamatan Kintamani sering alami kerusakan. Kondisi pipa yang sudah tua penyebab utama terjadinya kerusakan. Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pergantian pipa tersebut Rp 2,5 miliar.

Kabag Umum dan Keuangan Perumda Air Minum Tirta Danu Arta, Gusti Agung Jelantik Sutha Baskara mengatakan pipa induk transmisi yang terpasang saat ini usianya sudah tua, yakni pipa tersebut dipasang tahun 1995. Karena faktor usia, sedikit saja dapat tekanan pipa meledak, sehingga mengganggu pendistribusian air kepada pelanggan.

Bacaan Lainnya

”Setiap hari ada saja pipa yang meledak, minimal di dua titik per harinya,” ungkapnya, Senin (8/8/2022).

Kata Agung Baskara proses perbaikan di satu titik saja butuh anggaran Rp 12 juta, sehingga bisa dibilang biaya perbaikan sangat  tinggi. Terkait kondisi ini pihaknya telah berkoordinasi dengan tim percepatan untuk pergantian jaringan pipa.

“Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk mengganti jaringan pipa sepanjang 2,5 km kurang lebih Rp 2,5 miliar dan mudah-mudahan pada APBD Perubahan anggran bisa terakomodir,” ujar Agung Jelantik Baskara.

Sementara disinggung jumlah pelanggan baru dari tiga desa di Kecamatan Kintamani Timur  yang sudah terlayani, kata Agung Baskara sebelum dibukanya layanan bagi tiga desa yakni, Desa Suter, Abang Batu Dingding dan Abang Songan estimasi jumlah pelanggan dari tiga desa tersebut 1000 pelanggan lebih. Namun nyatanya pasca launching yang dilakukan bulan Mei kemarin yang baru mendaftar sebanyak 400 pelanggan.”Masih jauh dari harapan, kami akan terus lakukan sosialisasi,” sebutnya.

Lanjut Agung Baskara, dari uang pendaftaran yang terkumpul akan digunakan untuk membangun jaringan sekunder di tiga desa tersebut.

“Butuh anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk buat jaringan sekunder, anggaran manfaatkan dari biaya pendaftaran yang terkumpul, karena jumlah pelanggan masih minim maka jaringan sekunder belum dibangun,” jelasnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.