Percepat Penurunan Prevalensi Stunting, TPPS Gianyar Rapatkan Barisan

rapat 111111
Pemkab Gianyar terus melakukan sinergi dan koordinasi melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan menggelar rapat koordinasi di ruang sidang utama kantor Bupati Gianyar, Kamis (17/11). (kominfo/eka)

GIANYAR | patrolipost.com – Penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Gianyar sangat signifikan dan diapresiasi pemerintah pusat. Prevalensi stunting di Gianyar tahun 2021 sebesar 5,1 persen, terendah nasional. Pemkab Gianyar terus melakukan sinergi dan koordinasi melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) seperti menggelar rapat koordinasi TPPS pada Kamis (17/11) di ruang sidang utama kantor Bupati Gianyar.

Rapat dibuka Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan I Wayan Sadra mewakili Wakil Bupati Gianyar yang dalam tim berkedudukan sebagai Ketua TPPS, didampingi Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Gianyar Anak Agung Dalem Jagadhita dan Kepala DP3AP2KB Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu.

Sadra mengatakan, pengaruh gen terhadap terjadinya stunting persentasenya sangat kecil. Dikatakannya, terjadinya stunting sebagian besar karena pengaruh asupan gizi, baik pada masa kehamilan hingga pada pemberian makanan tambahan pada bayi/anak, serta pola asuh. Sadra mendorong agar TPPS semakin menggencarkan sosialisasi untuk mencegah terjadinya stunting.

“Semakin kecil kasus stunting, semakin maju negara kita, karenanya kegiatan ini sangat penting bagi pembangunan generasi yang berkualitas,” ucap Sadra.

Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Gianyar Anak Agung Dalem Jagadhita mengatakan, sesuai komitmen Pemerintah Pusat yang menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024, dapat diwujudkan dengan melaksanakan 8 aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting sesuai regulasi yang ada.

“Mohon ini menjadi konsen, guna menuntaskan stunting di Gianyar,” ujar Anak Agung Dalem Jagadhita.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu mengatakan, pembentukan TPPS selain di tingkat kabupaten juga di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa. Juga sudah ada Tim Pendamping Keluarga sebanyak 397 orang yang mana mereka menyasar 4 hal. Yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan (nifas), dan baduta/batita (bayi dua tahun/bayi tiga tahun).

“Struktur dan sistem sudah terbentuk, bagaimana kita memaksimalkan kinerja TPPS, seperti saat ini kita melibatkan semua unsur dan stakeholder seperti puskesmas, pemerintah desa, majelis desa adat, PHDI, dan semua unsur hingga yang terbawah. Kita berharap target penurunan prevalensi stunting tercapai,” ujar Cok Trisnu.

Sebagai langkah lanjut dalam memperkuat komitmen sebagai strategi dalam mendukung penurunan prevalensi stunting, yang didukung dengan pelaksanaan konvergensi berkelanjutan yang dibarengi dengan peningkatan kualitas, kapasitas serta integrasi antara pemerintah dengan semua pihak yang terkait dalam perencanaannya. Selain itu juga melakukan inovasi pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting pada 6 bidang prioritas serta memperkuat komunikasi kepada khalayak luas melalui media massa sesuai karakteristik dan nilai-nilai kedaerahan. (kominfo/eka)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.