Perbatasan Klungkung Tak Gunakan Aksara Bali

Tulisan selamat datang di Klungkung disayangkan masyarakat tanpa memakai aksara Bali. (ron)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Gerbang perbatasan Klungkung dengan Kabupaten Gianyar sudah selesai dikerjakan sekaligus sudah diserahterimakan. Namun faktanya, proyek prestisius yang menghabiskan anggaran miliaran tersebut tidak menggunakan aksara Bali sesuai Pergub Bali No. 80 tahun 2018 tentang Penggunaan Bahasa Bali. Selain itu, malamnya banyak lampu yang tidak berfungsi karena kena air hujan.

Selesai pengerjaan, banyak masyarakat yang mempertanyakan tidak adanya aksara Bali yang digunakan untuk mendampingi tulisan selamat datang di Kabupaten Klungkung. “Karena dulu (saat perencanaan) biar isi tulisan selamat datang saja. Tulisan Bali yang diatur saya kira untuk nama kantor. Jadi tulisan selamat datang di Kabupaten Klungkung, tidak diisi (aksara Bali),” ucap Kabid Cipta Karya, Anak Agung Anom Duarasoma seijin Kadis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Klungkung, Anak Agung Gde Lesmana, saat dihubungi Minggu (3/1).

Namun nyatanya proyek penataan perbatasan Kabupaten Klungkung ini telah digarap sejak tahun 2019. Penataan pertama meliputi penguatan tebing, pengadaan lampu dan juga tulisan yang nilainya mencapai Rp1,8 miliar. Sementara penataan kedua tahun 2020 senilai Rp 1,4 miliar mengerjakan penguatan tebing, ornamen Wayang Kamasan, Kayonan dan gambar bidadari sudah dilakukan serah terima pada Desember 2020.

Banyaknya masyarakat mempertanyakan tidak adanya aksara Bali, menurutnya akan segera ditambahkan aksara Bali. Selain permasalahan aksara Bali persoalan juga terdapat dari matinya beberapa lampu di huruf tulisan Kabupaten Klungkung. Terkait dengan hal itu, Agung Anom mengaku akan segera dilakukan perbaikan total ke depannya. “Tulisan selamat datang sudah diperbaiki. Tinggal tulisan Kabupaten Klungkung saja, kabelnya (rusak) ada pengerjaan. Nanti sekalian diperbaiki,” imbuhnya.

Terkait dengan minimnya lahan parkir, Agung Anom mengakui sering dikeluhkan banyak orang. Namun karena pihaknya hanya sebagai pelaksana pekerjaan, tidak berani memutuskan terkait pengadaan lahan parkir. “Penataan di wilayah sekitarnya perlu duduk bersama menyatukan pemikiran. Sementara segitu dulu (proyek penataan). Semua bilang tidak ada parkir. Belum ada wacana pengadaan lahan parkir,” pungkasnya.

Penataan perbatasan Kabupaten Klungkung ini pun membuat kawasan tersebut sering dikunjungi pengguna jalan yang kebetulan lewat. Hanya saja minimnya tempat parkir yang ada, membuat suasana dikawasan tersebut sering dibuat macet karena kendaraan berhenti disembarang tempat. (855)

Pos terkait