Penghuni Panti di Bayuning Gantung Diri, Tinggalkan Surat Wasiat untuk Orangtuanya

Korban gantung diri setelah dievakuasi anggota Polsek Singaraja.

SINGARAJA | patrolipost.com – Penghuni  Panti Asuhan Yayasan Dana Punia, Jalan Pulau Timor, Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Bali geger. Pasalnya, salah seorang penghuninya nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Peristiwa itu terjadi Minggu (27/12) sore dan membuat penghuni panti sontak histeris.

Bocah penghuni panti itu Ketut Eka Budiarta (14), ditemukan tewas gantung diri di sebuah ruangan kosong di lingkungan panti asuhan. Bocah Kelasa VII SMP Mutiara asal Banjar Dinas Kubusalya, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli ini, ditemukan tewas menggantung dengan tali plastik warna biru sepanjang 3 meter, yang dikaitkan ke kosen kayu bagian atap atau plafon setinggi 4 meter.

Bacaan Lainnya

Ia ditemukan dalam posisi tergantung dengan leher terjerat tali tanpa mengenakan baju dan hanya mengenakan celana pendek warna biru putih.

Salah satu penghuni panti yakni I Wayan Matal (17) yang pertama kali menemukan korban dalam keadaan tergantung. Saat itu saksi Wayan Matal bersama Wayan Rian Gunawan (13) yang masih sepupu dengan korban hendak membuang sampah di utara gedung panti tak jauh dari lokasi TKP. Saat melintas dekat lokasi, tanpa sengaja melihat korban sudah dalam posisi tergantung. Setelah didekati, saksi melihat ada tali plastik warna biru melilit di leher korban yang dikaitkan ke atap plafon.

Melihat kondisi itu, saksi lantas memanggil teman-temannya di panti asuhan dan pengurus yayasan untuk mengecek korban.

Kapolsek Kota Singaraja Kompol I Made Santika saat dikonfirmasi, Senin (28/12) mengatakan, setelah mendapat laporan, polisi langsung mendatangi lokasi dan menemukan korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

“Saksi mendapati korban Eka Budiarta sudah dalam keadaan tidak bernyawa,” kata Kompol Santika.

Menurutnya, pengurus panti kemudian menghubungi Babinkamtibmas Kelurahan Banyuning, Bripka Herman Yosep Hermando, untuk melaporkan peristiwa tersebut dan meneruskan ke Polsek Kota Singaraja.

“Begitu mendapat laporan kami langsung mendatangi lokasi untuk olah TKP sekaligus mengevakuasi jenazah korban yang masih menggantung,” terangnya.

Hasil  pemeriksaan petugas medis dari Puskesmas III Buleleng, Made Sunigcaya Astawa menjelaskan tidak ditemukan ada tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Pada bagian leher terdapat tanda kebiruan bekas jeratan tali. Lidah korban menjulur dan mata melotot.

“Korban dinyatakan meninggal karena kekurangan oksigen, karena lehernya terjerat tali,” imbuhnya.

Korban nekat mengakhiri hidupnya diduga keinginannya untuk dibelikan HP oleh orangtuanya tidak terpenuhi. Saat dilakukan pemeriksaan, di saku kanan celana korban ditemukan empat lembar surat wasiat yang ditujukan kepada orangtua dan teman-teman korban.

Surat yang ditulis tangan tersebut tertulis: Bu sekrang Ketut pergi duluan. Karena Ketut sudah bosan dengan masalah HP yang membuat Ketut duluan pulang ke alam baka. Ketut minta maaf kepada semuanya kalau punya salah atas apa yang Ketut lakukan yang membuat Ibu/Bapak tidak bahagia. Itu saja permintaan Ketut. Doakan ketut biar tidak ada halangan di sana (alam baka). Terima kasih”.

Sementara Pengurus Yayasan Dana Punia, Gede Arba Dana mengatakan, Eka Budiarta semasa hidupnya adalah anak yang baik dan tidak pernah bermasalah dengan anak-anak penghuni panti.

Kata Arba Dana, korban sudah dua tahun tinggal di panti setelah dititipkan orangtuanya karena kondisi ekonomi mereka kurang mampu. Kakak almarhum, Ni Luh Sukraningsih (16) juga tinggal di panti.

“Korban sempat bilang saat bertemu Sabtu (26/12) lalu bahwa besok atau lusa sudah tidak ada, saat saya bilang mau bikin acara makan-makanan lagi saat malam tahun baru,” ungkapnya.

Kendati pengawas panti mencukupi, Arba Dana mengaku tak sepenuhnya bisa mengawasi anak-anak selama 24 jam penuh.

“Dengan peristiwa ini kami akan lebih ketat dalam melakukan pengawasan,” ujarnya.

Dia juga tidak memungkiri  adanya kecemburuan sosial di kalangan penghuni panti terutama anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sebagian ada yang membawa Hp tanpa sepengetahuan pengurus panti. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.