Pasien RS Unair Surabaya Trauma dengan Guncangan Gempa: Memilih Tidur di Halaman

gempa 555xxxxxx
Para pasien RS Unair Surabaya dievakuasi ke tempat terbuka akibat guncangan gempa. (ist)

SURABAYA | patrolipost.com – Musibah gempa yang melanda Kepulauan Bawean masih menyisakan trauma bagi masyarakat. Khususnya, bagi pasien yang menjalani rawat inap di RSUD Umar Mas’ud, Kecamatan Sangkapura. Kekhawatiran gempa susulan yang mungkin terjadi membuat mereka memilih tidur di halaman luar rumah sakit.

Hal tersebut tergambar dari kondisi yang dialami Khalifa (41). Dia memilih menemani anak pertamanya, Nuzulla (21), yang sedang terbaring lemas akibat demam tinggi. ”Sebelumnya, anak saya memang sudah sakit. Kondisinya kian turun, bahkan sempat pingsan saat terjadi gempa kemarin,’’ ujar ibu dua anak itu, Minggu (24/4).

Warga asal Dusun Bringinan, Desa Sungai Teluk, itu pun membawa putrinya ke RSUD Umar Mas’ud untuk menjalani perawatan lanjutan. Saat putrinya masih dirawat di ruang UGD, datang gempa magnitudo 6,5 sekitar pukul 15.30. ”Guncangan sangat tinggi dan lama. Saya langsung menggendong anak saya ke luar,’’ bebernya. Saat itu Khalifa dibantu anak laki-lakinya yang berusia 16 tahun.

Di waktu nyaris bersamaan, atap ruang UGD mendadak ambruk. Beruntung, dia bersama empat pasien di dalam ruangan tersebut berhasil mengevakuasi diri. ”Bekal dan barang bawaan sempat tertimpa reruntuhan. Untungnya, masih bisa diselamatkan,’’ ucapnya.

Gempa susulan yang berdatangan membuatnya risau untuk menjalani perawatan di dalam ruangan. Dia pun memilih untuk menemani putrinya di lobi rumah sakit bersama pasien lainnya. ’’Sekaligus mengungsi, rumah saya ambruk akibat gempa,’’ keluhnya.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Umar Mas’ud Bawean drg Helizzamah membenarkan kondisi tersebut. Hingga tadi malam (23/3), terdapat 9 pasien yang masih menjalani rawat inap. Masing-masing terdiri atas 1 pasien anak, 1 pasien pasca melahirkan, dan 7 pasien dewasa. ”Saat gempa terjadi, ada beberapa pasien masuk. Namun, hanya luka ringan,’’ jelasnya.

Hanya, ada satu pasien anak berusia 2 tahun yang harus dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Sebab, dia mengalami benturan pada bagian kepala akibat tertindih kakaknya saat gempa terjadi.

’’Dikhawatirkan ada pendarahan di bagian kepala sehingga kami rujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,’’ ungkapnya.

Pascagempa, pihaknya berupaya memindahkan pasien ke ruang poli yang memiliki struktur bangunan cukup kokoh. Dengan demikian, lebih mudah dilakukan evakuasi pada saat kondisi darurat.

”Namun karena psikologis pasien yang masih trauma dan khawatir, lebih memilih ruang terbuka. Saat ini kami juga berkoordinasi dengan BNPB untuk menyiagakan tenda darurat di kawasan rumah sakit,’’ ucapnya.

Setidaknya terdapat empat ruangan RSUD Umar Mas’ud yang rusak akibat gempa. Antara lain, ruang UGD, ruang bersalin, rawat inap dahlia, dan rawat inap bugenvil.

”Ruang lainnya yang berpotensi rusak saat ini kami kosongkan,’’ terangnya.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menghambat proses perawatan yang terus berjalan. Demikian halnya dengan peralatan medis yang masih bisa digunakan. ”Stok obat juga masih aman. Semoga kondisi pasien bisa lekas membaik,’’ pungkasnya. (305/jpc/bbc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.