Pangdam IX/Udayana Cek Pembangunan Pompa Hidram di Penglumbaran

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak meninjau kegiatan pembangunan Pompa Hidram di Banjar Serai, Desa Penglumbaran Kecamatan Susut, Bangli. (ist) 

BANGLI | patrolipost.com – Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak melihat secara langsung proses  kegiatan pembangunan pompa Hidram di Banjar Serai, Desa Penglumbaran Kecamatan Susut Bangli, Rabu (18/8). Nampak hadir Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Dandim 1626/Bangli Letkol Inf I Gde Putu Suwardana, Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan.

Ditemui di sela-sela kegiatan Mayjen Maruli mengatakan, pengembangan pompa hidram sebagai pilot projek untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Ke depan program ini akan terus dievaluasi sehingga menjadi lebih baik.

Bacaan Lainnya

Kta Mayjen Maruli, di Bali masih ada daerah yang kekurangan air. “Program ini sudah dilaksanakan di NTT, memang wilayah NTT termasuk rawan air bersih, ternyata di Bali juga ada, sehingga program ini dikembangkan. Untuk di Bali sudah dikembangkan di 8 lokasi,” ujarnya.

Sementara untuk Kabupaten Bangli  dikembangkan di dua lokasi, yakni di Desa Penglumbaran dan Desa Catur Kecamatan Kintamani. Lebih lanjut, di Desa Penglumbaran ini dipasang 4 pompa dan memang lokasi sumber air ekstrim serta jarak yang cukup jauh.

Menurut Pangdam, keberadaan pompa hidram akan dievaluasi, jika fungsi benar dan tidak mengganggu alam tentu akan ditindaklanjuti bahkan sampai ke kementerian.

Diharapkan pula, di desa lain bisa dikembangkan dengan memanfaatkan sumber mata air yang ada. Ditambahkan pula, pengembangan pompa hidram ini tidak menelan anggaran yang besar. Karena memang alat dibuat sendiri dan pengerjaan di lapangan oleh anggota TNI dan masyarakat.

Perbekel Penglumbaran, I Wayan Aryawan mengatakan, untuk pemenuhan air bersih selama ini warga Banjar Serai memanfaatkan mesin pompa air. Penggunaan mesin tersebut biaya operasional cukup tinggi. Kemudian untuk pengelolaan air dilakukan oleh Banjar Dinas. Selama ini ada 85 orang pelanggan. Kemudian warga yang menjadi pelanggan ini membayar air yang digunakan per bulannya. Selain itu dikenakan pula uang beban.

“Sebelum pandemi Covid-19, harga air Rp 5 ribu per kubik dan uang beban Rp 25 ribu per bulan. Kemudian pasca pandemi ini diberikan keringanan harga air Rp 2.500 dan uang beban Rp 20 ribu per bulan,” jelasnya.

Kata Wayan Aryawan  dengan adanya bantuan pompa hidram dari Kodam IX/Udayana diharapkan biaya operasional untuk penyediaan air bersih dapat ditekan. Begitu pula tarif air ke warga pelanggan juga bisa diturunkan.

“Kalau pompa hidram hanya perlu perawatan, tidak menggunakan bahan bakar. Dengan begitu biaya operasional bisa ditekan dan tarif yang ikut turun,” sebutnya.

Menurutnya, untuk pembangunan pompa hidram dilakukan secara gotong royong oleh personel TNI bersama warga. Kegiatan meliputi pemasangan pompa dan pengerjaan sudah 90 persen.

“Setelah rampung perlu ujicoba lagi. Mudah-mudahan tidak ada kendala,” harapnya. (750)

Pos terkait