OJK Gelar Evaluasi dan Pemaparan Outlook Economic 2020

OJK, Economic Outlook 2020 Provinsi Bali

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Pasang surut industri perbankan Indonesia tidak terkecuali lembaga jasa keuangan BPR di tengah perlambatan ekonomi global maupun domestik secara tidak langsung berdampak terhadap kinerja BPR itu sendiri, guna mengatasi hal tersebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) gelar Evaluasi Kinerja BPR/S Tahun 2019 dan Pemaparan Economic Outlook 2020 Provinsi Bali yang dihadiri Ketua DPD Perbarindo Provinsi Bali, I Ketut Wiratjana, Rizki Ernadi Wimanda Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali serta seluruh pengusaha BPR Bali bertempat di Grand Inna Bali Beach.

Sambutan Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusra yang dibacakan oleh Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan, Rochman Pamungkas, menyebutkan, OJK hadir di tahun ke-8 untuk melaksanakan pengawasana terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan guna mewujudkan kegiatan sektor jasa keuangan secara teratur, jujur, adil, transparan, dan akuntabel. Evaluasi BPR/S tahun 2019 merupakan salah satu program kerja OJK yang bertujuan memberikan informasi terkait kinerja industri jasa keuangan BPR/S di Bali selama tahun 2019 dan memberikan proyeksi terkait kondisi ekonomi terkini dan tahun 2020 yang disampaikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.

“Tujuannya tentu sebagai langkah introspeksi dan langkah untuk mengukur industri BPR yang ada di Bali sekarang seperti apa kinerjanya sampai mana, dari ukuran itu kita akan tahu kekurangan-kekurangan kita apa, kemudian kita evaluasi sehingga kedepan menjadi lebih baik lagi,” ujar Rochman di Denpasar, Rabu (27/11/2019).

Melalui sambutan dipaparkan pula kinerja BPR/S di Provinsi Bali menunjukkan pertumbuhan yang positif dan meningkat dari periode sebelumnya. Total aset BPR/S mencapai 16,87 triliun rupiah, tumbuh 12,47 persen, meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh 8,27 persen dan lebih tinggi dari BPR secara nasional yang tumbuh 10,24 persen. Sementara penghimpunan (Dana Pihak Ketiga) DPK sebesar 12,29 triliun rupiah atau 17,80 persen, tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan DPK DPR secara nasional yang tumbuh 11,63 persen. Komposisi DPK BPR di Bali didominasi oleh deposito sebesar 9,08 triliun rupiah mencapai 73,87 persen dari total DPK.

Sementara itu, penyaluran kredit oleh BPR di Bali tercatat sebesar 11,16 triliun rupiah atau 10,28 persen, meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh 6,66 persen. Penyaluran kredit yang paling banyak menopang sektor perdagangan besar maupun eceran yaitu sebesar 3,2 triliun rupiah atau 28,72 persen dari total kredit dan real estate sebesar 1,4 triliun rupiah atau 12,6 persen total kredit. Secara komposisi, penyaluran kredit BPR di Bali didominasi oleh kredit produktif yaitu sebesar 62,76 persen atau 7 triliun rupiah, yang terdiri dari kredit modal kerja sebesar 5,3 triliun rupiah dan kredit investasi sebesar 1,7 triliun rupiah.

Dalam kegiatan ini Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda berkesempatan menjadi narasumber untuk memaparkan serta memberikan tambahan wawasan mengenai economic outlook tahun 2020, dari pemaparan tersebut diharapkan dapat memberikan input informasi dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank di tahun 2020. (Cr02)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.