Misteri Asal Usul Covid-19 dari Studi Terbaru Diungkap

Penggunaan sepeda-skuter listrik jadi upaya warga Italia untuk cegah virus Corona. Pasalnya, dua transportasi itu dianggap dapat bantu warga terapkan jaga jarak Studi baru mengungkap asal usul Corona berasal dari luar China. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Asal usul Covid-19 masih menjadi misteri. Studi baru kembali mengungkap fakta asal muasal ovid-19 yang menunjukkan penularan corona terjadi lebih dulu di luar China.
Menurut laporan tersebut, virus corona beredar di Italia pada akhir Agustus atau awal September 2019. Beberapa bulan sebelum kasus Covid-19 pertama resmi dilaporkan.

Laporan dimuat dalam studi analisis sampel pasien di Italia Utara, tahun 2019, dengan judul ‘Molecular evidence for SARS-CoV-2 in samples collected from patients with morbilliform eruptions since late summer 2019 in Lombardy, Northern Italy’. Ada 16 peneliti melaporkan hasil studi setebal 27 halaman tetapi belum peer reviewed.

Mereka menemukan bukti dari penyelidikan 435 sampel kulit yang dikumpulkan di wilayah Lombardy, Italia terkait campak dan rubella dari 2018 hingga awal tahun. Dari sampel kulit tersebut, para peneliti di Universitas Milan dan Institut Kesehatan di Roma mengungkap infeksi SARS-CoV-2 ditemukan di 13 subjek.

“Di mana kasus positif paling awal adalah pada 12 September 2019,” sebut para peneliti, dikutip dari Xinhua News.

Sementara itu, tidak ada bukti infeksi yang jelas ditemukan dalam 281 sampel yang dikumpulkan antara Agustus 2018 dan Juli 2019, menurut laporan tersebut.

“Kami memperkirakan nenek moyang SARS-CoV-2 dari infeksi manusia yang diketahui muncul pada akhir Juni-akhir Agustus 2019,” kata para peneliti.

Asal usul corona masih menjadi perdebatan hingga kini. Tidak sedikit yang menilai Covid-19 ‘bocor’ dari laboratorium Wuhan. Karenanya, WHO meminta investigasi ulang asal usul Corona di lab Wuhan tersebut, untuk menepis tudingan yang beredar.

Namun, China belum menyetujui permintaan investigasi asal usul Corona tersebut. China berdalih, permintaan tersebut tidak ilmiah dan hanya berkaitan dengan kepentingan politik.

“Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama (yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari), kata wakil menteri luar negeri Ma Zhaoxu pada wartawan, dikutip dari Channel News Asia. (305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.