Miris! Nasib Warga Sipil Palestina Semakin Tak Menentu, Serangan Udara Israel Tewaskan 32 Orang

pengungsi israel
Warga sipil Palestina melarikan diri dari Gaza Utara dan bergerak ke Selatan. (reuters)

GAZA | patrolipost.com – Israel memperluas area serangan blok pemukiman di Gaza Selatan setelah menaklukan Gaza Utara. Serangan tersebut, kata petugas medis telah menewaskan 32 warga Palestina pada Sabtu (18/11/2023).

Serangan tersebut dilancarkan Israel kembali memperingatkan warga sipil untuk pindah karena Israel berbalik menyerang Hamas di Selatan, demikian diberitakan reuters.

Bacaan Lainnya

Serangan tersebut memaksa ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri ke Selatan dari serangan Israel di Kota Gaza untuk pindah lagi, bersama dengan penduduk Khan Younis, sebuah kota berpenduduk lebih dari 400.000 jiwa, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang mengerikan.

“Saya tahu ini tidak mudah bagi mereka, tapi kami tidak ingin melihat warga sipil terjebak dalam baku tembak,” Mark Regev, ajudan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada MSNBC.

Israel bersumpah untuk memusnahkan kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza setelah serangan mereka pada 7 Oktober ke Israel di mana para pejuangnya menewaskan 1.200 orang dan menyeret 240 sandera ke daerah kantong tersebut, menurut penghitungan Israel.

Sejak itu, Israel telah membom sebagian besar Kota Gaza hingga menjadi puing-puing, memerintahkan depopulasi di bagian Utara jalur sempit tersebut dan membuat sekitar dua pertiga dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza menjadi pengungsi.  Banyak dari mereka yang melarikan diri khawatir bahwa tunawisma mereka akan menjadi permanen.

Otoritas kesehatan Gaza mengumumkan jumlah korban tewas pada hari Jumat menjadi lebih dari 12.000, sebanyak 5.000 di antaranya adalah anak-anak.  PBB menganggap angka-angka tersebut dapat dipercaya, meskipun angka-angka tersebut sekarang jarang diperbarui karena sulitnya mengumpulkan informasi.

Pada Sabtu malam, 26 warga Palestina tewas dan 23 lainnya luka-luka akibat serangan udara terhadap dua apartemen di blok bertingkat di distrik perumahan Khan Younis.

Salah satu warga Palestina, Eyad Al-Zaeem mengatakan bahwa dia kehilangan bibinya, anak-anaknya dan cucu-cucunya dalam serangan udara di Khan Younis. Semuanya telah dievakuasi dari Gaza Utara atas perintah tentara Israel ketika tentara memberi tahu mereka bahwa mereka bisa selamat, namun nyatanya mereka tewas.

“Mereka semua menjadi martir. Mereka tidak ada hubungannya dengan perlawanan (Hamas),” kata Zaeem, yang berdiri di luar kamar mayat di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dimana 26 jenazah dibaringkan sebelum dibawa oleh orang-orang terkasih ke pemakaman.

Beberapa km (mil) ke Utara, enam warga Palestina tewas ketika sebuah rumah dibom dari udara di Kota Deir Al-Balah, menurut keterangan otoritas kesehatan.

Pernyataan militer Israel pada hari Sabtu tidak menyebutkan lokasi serangan udara. Hanya dikatakan bahwa selama 24 jam terakhir angkatan udaranya menyerang puluhan sasaran di Gaza termasuk militan, pusat komando, lokasi peluncuran roket dan pabrik amunisi.

Israel mengatakan pejuang Hamas menggunakan bangunan tempat tinggal dan distrik di Gaza yang padat penduduknya sebagai tempat berlindung, namun hal ini dibantah oleh gerakan Islam tersebut.

Sebelumny, Israel pada hari Kamis (16/11/2023) menyebarkan selebaran di Khan Younis yang meminta warga untuk pindah ke tempat perlindungan, yang menunjukkan bahwa operasi militer di wilayah tersebut akan segera terjadi. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.