Minggu Palma, Musuh dalam Selimut dan Awal Pengkhianatan Yesus

yesus
Yesus disambut sebagai Raja di Yerusalem yang diperingati pada perayaan Minggu Palma. (ist)

BORONG | patrolipost.com – Rangkaian Hari Raya Paskah 2024 diawali dengan perayaan Minggu Palma, dimana umat Katolik sedunia menyambut Yesus sebagai Raja yang dipuja-puji. Perayaan Minggu Palma Paskah 2024 dirayakan pada Minggu (24/3/2024).

Dalam injil Markus (11:1-11) dikisahkan penyambutan Yesus bermula di Beffage dan Betania dekat Yerusalem, tepatnya di Bukit Zaitun dimana Yesus mulai menunggang keledai.

Bacaan Lainnya

Dikisahkan, banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan mengomel-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.  Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang dan bersorak-sorai.

“Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!” demikian sorak-sorai warga Yerusalem menyambut Yesus saat memasuki kota tersebut.

Namun, sorak sorai tersebut berubah seketika saat Yesus ditangkap dan diadili. Dalam Injil Markus (15:1-15), saat Yesus di hadapan Pilatus warga Yerusalem-lah yang memaksa Pilatus agar dihukum mati yakni dengan dipaku pada kayu Salib.

“Salibkanlah dia!” sorak warga Yerusalem saat Pilatus memberikan pilihan tentang hukuman yang diberikan kepada Yesus.

Melansir alkitab.or.id, Pontius Pilatus adalah Prefek ke-5 dari Provinsi Ludaea Kekaisaran Romawi, menjabat tahun 26–36 M, pada zaman kaisar Tiberius. Dialah yang mewakili pemerintah Romawi di Yerusalem untuk mengadili Yesus Kristus yang ditangkap di Taman Getsemani.

Dalam injil Sinoptik lainnya yakni Matius (27:1-26) dikisahkan bahwa, Pilatus tidak menemukan alasan untuk menghukum mati Yesus dan ia juga diperingatkan oleh istrinya untuk tidak menghukum Yesus.

Namun Orang Farisi dan Ahli Taurat yang mempunyai pengaruh besar di Yerusalem pada masa itu berhasil menghasut warga Kota Yerusalem untuk menyerukan hukuman mati bagi Yesus. Warga Yerusalem yang sebelumnya menyambut Yesus dan mengelu-elukkannya sebagai raja pada Minggu Palma pun berubah menjadi pengkhianat pada hari berikutnya, berteriak “salibkan dia!” pada Jumat Agung. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.