Masyarakat Dua Kecamatan di Manggarai Timur Dambakan Jembatan Sungai Wae Rina

Seorang ibu melintas dengan hati-hati di atas jembatan bambu Sungai Wae Rina. (rob)

WAE RINA | patrolipost.com – Kelancaran mobilitas penduduk bisa terlaksana jika infrastruktur jalan dan jembatan dibangun. Jalur yang menghubungkan Kecamatan Lamba Leda Selatan dan Lamba Leda Timur terputus di kali Wae Rina karena Jembatan yang pernah dibuat rusak tak tersisa.

Dari pantauan patrolipost.com, Selasa (24/8/2021) pengendara sepeda motor dikenakan biaya Rp. 10.000 untuk sekali lewat. Sempat dinegosiasi agar dibayar Rp 5.000, tapi harga Rp. 10.000 sekali lewat sudah menjadi harga standar.

Bacaan Lainnya

Jembatan bambu yang dirancang rentan terhadap bahaya seperti terjatuhnya sepeda motor ke sungai. Apalagi perancangnya sengaja membuat jembatan dengan 3 batang bambu, dengan tengahnya bambu yang sudah dibelah. Tidak ada satu pun pengendara yang mampu lewat dengan kendaraannya  tanpa dibantu oleh 2 penjaga jembatan bambu tersebut.

Ketika ditanya apakah pernah ada yang datang untuk melihat kondisi jembatan putus tersebut, salah seorang penjaga mengatakan pernah ada yang datang mengukurnya.

“Pernah ada yang datang mengukurnya, hanya itu saja. Setelah itu belum ada tindak lanjut sampai sekarang, apalagi dengan adanya informasi diturunkannya material pasir di sini, itu tidak pernah kami lihat,” jelasnya.

Masalah jembatan bambu di Wae Rina termasuk tarif Rp.10.000 sekali lewat oleh mereka yang membantu dorong kendaraan  secara gamblang bisa dibilang pungutan liar.  Namun jika mereka tidak membantu pengendara yang lewat, tentu saja tidak ada yang bisa melewati kali Wae Rina tersebut. Mereka minta bayaran karena memfasilitasi pelintas untuk sampai ke seberang.

Jawaban dari polemik Jembatan bambu Waerina adalah mohon perhatian pemerintah. Jalur ini tidak hanya menghubungkan Desa Deno dengan Desa Arus, melainkan juga menghubungkan 2 Kecamatan, Lamba Leda Selatan dengan Lamba Leda Timur. Terkait masyarakat jadikan Wae Rina sebagai lahan basah dengan membuat jembatan bambu dan menetapkan tarif tertentu, ini seharusnya jadi cambuk bagi pemerintah untuk segera  membangun jembatan baru di Kali Wae Rina. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.