Mandi di Laut, Siswa MTs I Buleleng Tewas Tenggelam

siswa mts tewas
Warga mengevakuasi korban le darat. (ist)

SINGARAJA | patrolipost.com – Berniat hendak mandi di laut, seorang siswa MTs I Buleleng, Desa Patas Kecamatan Gerokgak meregang nyawa akibat tenggelam. Siswa bernama Rofi Anwaril Qirom (16) alamat tinggal di Desa Celukan Bawang tenggelam di seputaran Pantai Karantina PLTU Celukan Bawang. Jenazah korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas  Gerokgak I.

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Celukan Bawang AKP Putu Edy Sukaryawan SH MH saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya peristiwa itu bermula saat korban bersama 4 orang temannya pada Minggu 16 April 2023 sekira pukul 17.30 Wita mandi di laut kawasan Karantina Desa Celukan Bawang. Kemudian mereka bersama-sama berenang ke tengah laut dengan tujuan ke sebuah sampan yang ada agak di tengah laut.

Bacaan Lainnya

“Sebelum sampai di sampan, korban berteriak minta tolong dan sempat tenggelam, lalu ditolong oleh rekan-rekannya  dengan membawa dan menaikkannya ke atas sampan di tengah laut yang lebih dekat jaraknya,” jelas AKP Edi Sukaryawan seizin Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana SIK MH, Minggu (16/04/2023).

Pada saat di atas sampan korban sudah dalam kondisi lemas, tidak sadarkan diri, mulut keluar busa. Setelah berhasil melepaskan tali sampan korban kemudian dibawa ke darat yang selanjutnya dibantu oleh warga setempat dibawa ke bidan Desa Celukan Bawang. Namun karena tidak adanya alat bantu maka korban dibawa ke Puskesmas I Gerokgak.

“Setiba di Puskesmas  Gerokgak I korban sudah dinyatakan meninggal dunia,” imbuhnya.

Sementara itu hasil pemeriksaan oleh petugas medis Puskesmas Gerokgak I tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan.

“Hanya didapatkan lebam pada jenazah berwarna merah, kebiruan pada daerah dagu, leher, dada bagian atas, punggung bagian atas. Penyebab pasti kematian korban tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam,” terangnya.

Sedangkan pihak orangtua korban bernama Nono Budi Mulyono mengaku ikhlas atas peristiwa itu dan menolak untuk dilakukan otopsi.

“Orangtua korban menolak diotopsi dan menyebut  kematian korban sebagai musibah. Jenazah korban dibawa ke kampung halamannya di Banyuwangi-Jatim,” tandas AKP Edi Sukaryawan. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.