Kue Lebaran serba Manis, Bolehkan Penderita Diabetes Menikmatinya?

kue lebaran
Cemilan (kue) Lebaran yang kebanyakan dari bahan dengan kadar gula tinggi. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Idul Fitri atau Lebaran merupakan hari kemenangan dan kegembiraan bagi umat Islam. Hari kegembiraan itu ditandai dengan sajian makanan dan kue Lebaran yang serba enak. Namun tidak semua orang bisa menikmati makanan dan kue Lebaran sepuasnya, terutama mereka yang menderita gejala asam urat, kolesterol dan diabetes.

Kue Lebaran yang kebanyakan manis menjadi pantangan utama penderita diabetes. Kue ini disajikan di semua rumah yang kita kunjungi untuk bersilaturahmi, saling bermaafan usai melaksanakan ibadah puasa. Lantas, tidak bisakah penderita diabetes menikmati kue Lebaran di Hari Raya Idul Fitri?

Dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital Pekanbaru, Dr dr Jazil Karimi, mengatakan pada prinsipnya, penderita diabetes tetap boleh makan apa saja. Hanya saja, hal tersebut perlu direncanakan.

“Kita perlu melihat makanan apa saja yang bisa dan perlu dikonsumsi lebih banyak dan makananan yang perlu dibatasi,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (19/4/2023).

Artinya, penderita diabetes tetap masih bisa mengonsumsi makanan manis serta makanan berkarbohidrat seperti nasi. Hanya saja jumlah dan takarannya perlu diperhatikan. Jumlah karbohidrat dan gula yang dapat dimakan oleh penderita diabetes bergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat aktivitas fisik dan pola makan mereka dalam sehari-hari.

Berikut adalah tips agar tetap bisa menikmati lezatnya menu Lebaran bagi penderita diabetes:

  1. Membatasi asupan karbohidrat

Saat lebaran, Anda mungkin akan menemukan banyak karbohidrat di masakan Lebaran mulai dari nasi hingga lontong sayur. Namun makanan tinggi akan karbohidrat cenderung memiliki kalori yang tinggi dan berpotensi akan meningkatkan kadar gula darah. Anda bisa mengambil porsi karbohidrat yang lebih kecil untuk mengurangi jumlah kalori harian Anda dan membuat ruang untuk cemilan manis lainnya selama lebaran.

  1. Menyeimbangi dengan makanan sehat

Meski Lebaran penuh dengan makanan lezat, namun masakan tersebut cenderung memiliki nilai nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda. Makanlah berbagai makanan, termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak, untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup selama Lebaran, sehingga kesehatan bisa tetap terjaga.

  1. Kurangi asupan makanan olahan

Anda mungkin akan menemukan beberapa makanan olahan sebagai cemilan seperti biskuit dan kue kering kemasan pada saat Lebaran. Namun makanan olahan ternyata cenderung memiliki kandungan gula tambahan yang cukup banyak dan memiliki zat nutrisi yang sangat minim, sehingga tidak baik jika dikonsumsi terlalu banyak pada saat perayaan Lebaran. Anda bisa menambahkan asupan makanan yang diolah secara alami untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

  1. Batasi minuman manis

Jajaran minuman manis seperti es buah, sirup, hingga kolang-kaling juga menjadi pilihan menu yang sering muncul dalam pagi perayaan hari Idul Fitri. Namun sebaiknya, batasi konsumsi minuman manis selama perayaan Lebaran karena bisa berpotensi melonjakkan kadar gula darah Anda. Sebagai gantinya, coba ganti dengan minuman dengan kandungan gula yang lebih rendah atau bahkan air putih saja agar tidak meningkatkan kadar gula.

  1. Membuat kue sendiri

Membuat kue Lebaran sendiri bisa membantu Anda agar tetap menikmati kue Lebaran tanpa harus khawatir berapa kandungan gula yang tercampur di dalamnya. Dengan membuat kue Lebaran sendiri, Anda bisa menakar gula yang perlu Anda masukan ke dalamnya atau bahkan menggunakan bahan-bahan khusus seperti gula khusus penderita diabetes sehingga tidak perlu khawatir kadar gula dapat melonjak.

Dikutip dari alodokter, tips membuat kue kering untuk penderita diabetes, Anda perlu memperhatikan kandungan nutrisinya, terutama kandungan gula atau karbohidrat dan kandungan lemaknya. Selain itu, cermati pula bahan-bahan yang digunakan agar camilan ini tetap aman untuk penderita kencing manis.

Umumnya, bahan dasar kering, seperti tepung, soda kue, gula, mentega, dan telur, diperlukan dalam pembuatan kue. Bagi penderita diabetes, semua komposisi ini harus diperhitungkan baik-baik agar tidak memicu naiknya kadar gula dalam darah.

Kue kering termasuk makanan yang perlu dihindari oleh penderita diabetes karena mengandung gula dan lemak jenuh.  Namun, jika memang ingin makan penganan yang satu ini, ada beberapa cara untuk membuat kue kering menjadi lebih bersahabat bagi penderita diabetes, yaitu:

  1. 1. Mengganti tepung terigu

Ganti tepung terigu biasa dengan tepung rendah karbohidrat dan tinggi protein, seperti tepung almond, tepung kelapa, atau tepung gandum utuh, guna membuat kue kering untuk diabetes yang lebih sehat.

  1. Mengganti gula pasir dengan pemanis lain

Membuat kue kering untuk diabetes bisa dilakukan apabila bahan gula diganti dengan pemanis lain, seperti stevia. Stevia merupakan pemanis alami dari ekstrak tanaman stevia.

Rasa stevia lebih manis dari gula, namun tidak berkontribusi terhadap kenaikan gula darah. Selain itu, bisa juga menggunakan buah pisang sebagai pemanis alami.

  1. Mengganti mentega (butter)

Tindakan lain yang dilakukan agar kue kering untuk diabetes menjadi lebih sehat adalah dengan mengganti butter dengan versi yang lebih sehat, seperti minyak kanola, minyak zaitun atau minyak alpukat.

  1. Menambah buah-buahan

Salah satu asupan yang penting untuk tercukupi oleh penderita diabetes adalah serat. Untuk menambahkan asupan serat, Anda bisa mencoba menambahkan beberapa jenis buah saat membuat kue kering untuk diabetes, seperti buah beri, kelapa, atau buah kering yang rendah gula.

  1. Menggunakan cokelat hitam (dark chocolate)

Apabila ingin membuat kue kering cokelat, disarankan untuk menggunakan dark chocolate yang mengandung 70% kakao atau lebih. Cokelat hitam dipercaya dapat memperbaiki kadar gula darah serta mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Meski dianggap lebih sehat, mengonsumsi kue kering secara berlebihan dalam satu waktu sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat gula darah meningkat. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.