Korban Banjir Ramai-ramai Gugat Gubernur DKI

Banjir yang melanda wilayah Jakarta sejak 1 Januari 2020 melumpuhkan aktivitas bisnis sehingga menimbulkan kerugian miliaran rupiah setiap hari/dtc.

JAKARTA | patrolipost.com – Sedikitnya 600-an warga bakal menggugat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke pengadilan karena menderita kerugian akibat banjir yang terjadi pada awal tahun 2020. Sebanyak 186 korban menyampaikan nilai kerugian dengan total Rp 43,32 miliar.

“Sampai tanggal 9 Januari 2020 pukul 21.00 WIB, jumlah email yang masuk sudah mencapai 600 laporan (korban banjir DKI Jakarta),” kata koordinator Tim Advokasi Korban Banjir DKI Jakarta 2020, Alvon Kurnia Palma, Jumat (10/1/2020). Dari sejumlah korban tersebut, data yang telah berhasil diinput oleh Tim Advokasi sebanyak 243 pelapor.

Bacaan Lainnya

“Dari 243 orang yang melaporkan ke Tim Advokat, sebanyak 186 orang menyampaikan nilai kerugian akibat banjir,” ucapnya.

Alvon mengatakan, dari 186 korban tersebut, total kerugian yang dialami oleh para pelapor akibat banjir di DKI Jakarta telah mencapai Rp 43,32 miliar. “Nilai kerugian terkecil tercatat senilai Rp 890 ribu dan nilai terbesar mencapai Rp 8,7 miliar,” ucapnya.

Alvon menerangkan, wilayah yang paling banyak melaporkan ke Tim Advokasi yaitu area Jakarta Barat mencapai 120 orang atau 49 persen dari total pelapor yang teridentifikasi. Diikuti area Jakarta Timur sebanyak 52 orang atau 21 persennya.

Lebih lanjut, kata Alvon, terdapat 49 kecamatan yang telah melapor kepada Tim Advokat Gugatan Class Action Banjir DKI 2020. Kecamatan yang paling banyak melaporkan akibat banjir di DKI Jakarta yaitu Kecamatan Cengkareng dengan jumlah pelapor sebanyak 34 orang. “Diikuti oleh Kecamatan Kebon Jeruk 31 orang, Kembangan 15 orang dan Pulogadung sebanyak 12 orang,” jelas dia.

Sementara itu Ketua Umum DPD HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, banjir yang tergolong di luar perkiraan di wilayah DKI Jakarta sangat memukul pelaku usaha di berbagai sektor seperti ritel, restoran, pelaku UMKM, pengelola destinasi wisata, pengelola taksi, Grab dan Gojek.

“Kerugian transaksi atau perputaran uang diperkirakan mencapai triliunan rupiah,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (12/1/2020).

Kerugian transaksi dari sisi perputaran uang akibat banjir ekstrem 2020 bisa mencapai Rp 135,054 miliar per hari. Menurutnya, jika dikalikan selama 5 hari musim liburan tenggang waktu 1 sampai 5 Januari suasana banjir, maka taksiran kerugian mencapai minimal Rp 675,270 miliar. Jika ditambah dengan kerugian langsung taksi dan pedagang pasar sekitar Rp 370 miliar perkiraan kerugian mencapai Rp 1.045.270.000.000.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, efek banjir di Jakarta tidak parah seperti di beberapa daerah lain. Namun, wilayah yang memiliki dampak malah tidak diperbincangkan.

“Coba dicek, berapa jembatan yang hilang di banyak tempat. Di Jakarta ini alhamdulillah, gedung hilang tidak ada, rumah longsor tidak ada, jalan rusak tidak ada, betul ya?” ucap Anies.

“Kantor tutup tidak ada, mal tutup tidak ada, Bundaran HI ketutup tidak ada. Itu semua tidak ada, tapi pembicaraannya tinggi. Tapi di tempat yang ada itu semua, malah tidak jadi pembicaraan,” katanya. (807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.