Kemitraan Asean dengan China Menguat dalam Penanggulangan Kejahatan Non-Tradisional

delegasi china
Delegasi China pada pertemuan AMMTC di Labuan Bajo. (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Selain Jepang dan Korea Selatan, pertemuan AMMTC Plus China ke-10 merupakan salah satu rangkaian pertemuan AMMTC ke-17 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Kadivhubinter Polri Irjen Pol Krishna Murti menyebutkan kemitraan Asean dengan China dalam penanggulangan kejahatan non tradisional semakin menguat dengan disepakatinya kerja sama dalam penanggulangan kejahatan non tradisional dengan disetujuinya implementasi rencana kerja baru yang akan dimulai pada tahun 2024, yaitu Asean Plus China Senior Officials Meeting on Transnational Crime (SOMTC + China) Work Plan on Cooperation to Combat Transnational Crime (2024-2028).

Bacaan Lainnya

“Rencana Kerja Asean-China selain mencakup bidang kejahatan transnasional di bawah lingkup AMMTC, seperti terorisme, perdagangan obat terlarang, perdagangan orang (TPPO), pencucian uang, pembajakan laut, penyelundupan senjata, internasional kejahatan ekonomi, kejahatan dunia maya, juga masalah keamanan non-tradisional yang disepakati bersama oleh Asean dan China,” ujar Krishna.

Krishna menyebutkan implementasi kerja sama dalam penanggulangan kejahatan non tradisional akan berfokus pada pertukaran informasi, pertukaran dan pelatihan personel, kerja sama penegakan hukum, dan kegiatan lainnya dalam pengembangan kapasitas.

Menguatnya kemitraan Asean dengan China sebut Krishna merupakan salah satu bukti bahwa kejahatan bersifat universal sehingga perbedaan menjadi luntur dengan adanya kepentingan bersama untuk mencegah dan memberantas kejahatan secara bersama-sama untuk menciptakan kawasan yang lebih aman.

“Rencana Kerja akan ditinjau setiap tahun pada pertemuan Konsultasi SOMTC + China untuk memastikan relevansi yang berkelanjutan dan untuk pembaruan pelaksanaan Rencana Kerja dan dapat direvisi jika diperlukan. Perubahan besar pada Rencana Kerja, seperti penambahan atau penghapusan area prioritas harus disetujui oleh Konsultasi SOMTC + China,” tutup Krishna. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.