Kemiskinan Ekstrem Buleleng, Kadis Sosial: Sinergitas dengan Pelindo Celukan Bawang Kurangi Beban Daerah

kemiskinan ekstrem
Penyerahan bantuan untuk masyarakat miskin dari PT Pelindo (Persero) Celukan Bawang Regional Bali Nusra melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Tahap 2, Senin (19/12-2022). (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Ternyata jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin ekstrem di Buleleng angkanya cukup tinggi. Ada sebanyak 10 ribuan yang tercatat dalam data Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng. Hanya saja angka ribuan tersebut setelah dilakukan verifikasi dan validasi di tingkat desa. Hasilnya berkurang cukup singnifikan namun masih bertengger di angka ribuan jumlah penduduk Buleleng yang terkatagori miskin ekstrem.

Kepala Dinas Sosial Buleleng  I Putu Kariaman Putra SSos MM menyampaikan itu saat memberikan sambutan pada penyerahan bantuan untuk masyarakat miskin dari PT Pelindo (Persero) Celukan Bawang Regional Bali Nusra melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Tahap 2, Senin (19/12-2022). Hadir dalam acara penyerahan TJSL Tahap 2 selain Kadinsos Putu Kariaman, ada juga Kadis Lingkungan Hidup (LH) Gede Melandrat, Camat Gerokgak para Kepala Desa Penyangga Pelabuhan Celukan Bawang dan penerima manfaat.

Bacaan Lainnya

Putu Kariaman mengatakan, sebanyak 10.132 KK menjadi Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE). Diantara kecamatan terbanyak angka kemiskinan ekstremnya yakni Kecamatan Sukasada sebanyak 1.849 KK. Sementara terendah adalah Kecamatan Buleleng sebanyak 305 KK.

”Setelah diverifikasi dan validasi melalui musyawarah desa dan kelurahan angka itu menjadi turun namun tetap berada pada status miskin, yakni miskin ekstrem dan bukan miskin ekstrem,” terang Kariaman.

Melalui Musdes dan Muskel data tersebut diverifikasi dan di validasi hasilnya, jumlah KK Miskin Ekstrem turun menjadi 4.666 KK dan Bukan Miskin Ekstrem sebanyak 5.466 KK. Jumlah KK miskin ekstrem ditempati Kecamatan Sukasada sebanyak 1.103 KK dan berada di nomor urut dua yakni Kecamatan Kubutambahan sebanyak 864 KK.

”Diantara 7 kriteria katagori miskin ekstrem adalah pendapatan perkapita Rp 9.000/hari dan ini yang kan menjadi sasaran program terutama pengentasan di tahun 2023. Namun upaya sinergitas dengan pihak lain semisal Pelindo melalui TJSLnya sangat membantu meringkankan beban daerah,” ujarnya.

Mantan Camat Gerokgak ini mengatakan, bantuan Pelindo berupa TJSL sangat membantu meringankan masyarakat yang terbebani dengan kemiskinan ekstrem. Dari kebutuhan dasar hingga bantuan keterampilan serta permodalan sedikit banyak akan membantu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

”Saya berharap program TJSL ini terus dilakukan karena sangat membantu masyarakat. Artinya kolaborasi ini tetap dijaga dan tingkatkan di masa mendatang untuk membantu upaya Pemkab Buleleng mengatasi kemiskinan ekstrem,” ujarnya.

Sementara itu, Program TJSL Pelindo tahap 2 senilai Rp 515 juta menyasar 6 komponen bantuan yakni bantuan program air bersih termasuk MCK, Bantuan Peningkatan Kapasitas UMKM berupa peralatan usaha, Bantuan Program Rehabilitasi Pesisir dan Laut berupa konservasi terumbu karag di laut Desa Sumberkima, Bantuan Pemerataan Akses Energi yakni program elektrifikasi listrik berupa bantuan pemasangan sambungan listrik ke PLN dan Program Bantuan Program Penghijauan berupa pembuatan hidroponik.

General Manajer (GM) Pelindo Celukan Bawang Zanuar Eka Wijaya mengatakan, Program TJSL Tahap 2 di pengujung tahun 2022 menyasar 6 komponen bantuan. Bantuan Pemerataan Akses Energi yakni Program Elektrifikasi Listrik berupa bantuan pemasangan sambungan listrik ke PLN nilianya sebesar Rp 150 juta.

”Masih banyak warga yang belum memiliki akses listrik karena selama ini numpang nyantol ke tetangga, itulah yang kita sasar bantuan selain kelompok UMKM,” jelas Zanuar Eka Wijaya.

Menurutnya, program TJSL kali ini senilai Rp 515 juta juga menyasar perawatan kawasan pesisir berupa konservasi terumbu karang dan bantaun eco green berupa program ketahanan pangan yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng senilaiRp 100 juta.

”Kami berharap program TJSL ini terus bisa dilakukan terutama untuk ikut andil dalam membantu mengurangi penduduk miskin ekstrem dan bukan ekstrem di Buleleng,” tandas Zanuar. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.