Jepang Diguncang Gempa Dahsyat: Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu Selamatkan Korban

gempa jepang
Kehancuran akibat gempa dahsyat di Jepang Tengah. (ist)

NANAO | patrolipost.com – Malam pergantian tahun berubah menjadi malapetaka setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Prefektur Ishikawa, Senin (1/1/2023). Dilaporkan, sedikitnya 30 orang tewas, ratusan luka dan ribuan rumah rusak parah.

Gempa dashyat tersebut membuat tim penyelamat berjuang untuk mencapai daerah-daerah terpencil di mana bangunan-bangunan roboh, jalan-jalan rusak dan listrik padam. Kejadian itu membuat puluhan orang tewas akibat tertimpa material ribuan rumah yang roboh.

Gempa berkekuatan awal 7,6 SR terjadi pada Senin sore, menyebabkan penduduk di beberapa daerah pesisir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi ketika gelombang tsunami menghantam pantai barat Jepang, menyapu beberapa mobil dan rumah ke laut.

Sebanyak 3.000 kru penyelamat yang terdiri dari personel militer, pemadam kebakaran, dan polisi dari seluruh negeri telah dikirim ke lokasi gempa di semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa.

“Pencarian dan penyelamatan mereka yang terkena dampak gempa adalah perjuangan melawan waktu,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida, dalam pertemuan darurat pada hari Selasa, yang saat itu mengenakan pakaian berwarna biru yang biasa dikenakan oleh para pejabat selama operasi bantuan bencana.

Kishida mengatakan tim penyelamat merasa sangat sulit mengakses ujung Utara semenanjung Noto, tempat survei helikopter menemukan banyak kebakaran dan kerusakan luas pada bangunan dan infrastruktur.  Ada sekitar 120 kasus orang yang menunggu penyelamatan, demikian menurut keterangan juru bicara pemerintah.

Sementara itu, lapor lembaga penyiaran publik NHK, banyak layanan kereta api dan penerbangan ke wilayah tersebut telah ditangguhkan.  Bandara Noto ditutup karena kerusakan pada landasan pacu, terminal dan jalan akses, dengan 500 orang terdampar di dalam kendaraan di tempat parkirnya.

Menurut Walikota Suzuhiro Izumiya di Suzu, sebuah kota pesisir dengan lebih dari 5.000 rumah tangga di dekat pusat gempa, sekitar 1.000 rumah hancur.

“Situasinya sangat buruk,” katanya.

Di seluruh Prefektur Ishikawa, pihak berwenang setempat sejauh ini mengonfirmasi 30 kematian, dengan setengah dari jumlah tersebut berada di Wajima, kota lain yang terkena dampak paling parah di ujung Utara semenanjung yang terpencil.

Petugas pemadam kebakaran telah berjuang memadamkan api di beberapa kota dan berusaha menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bangunan yang runtuh, kata badan manajemen bencana Jepang.

Lebih dari 140 gempa telah terdeteksi sejak gempa pertama terjadi pada hari Senin, menurut Badan Meteorologi Jepang, yang memperingatkan bahwa guncangan yang lebih kuat dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Rumah yang Hancur

Nobuko Sugimori, seorang warga kota Nanao di Ishikawa berusia 74 tahun, mengatakan kepada media bahwa dia belum pernah mengalami gempa seperti itu sebelumnya.

“Saya mencoba memegang TV tersebut agar tidak terjatuh, namun saya bahkan tidak dapat menahan diri untuk tidak bergoyang dengan keras,” kata Sugimori dari rumahnya yang dinding depannya retak besar dan perabotan berserakan di bagian dalam.

Di seberang jalan, sebuah mobil tertimpa bangunan yang runtuh. Lalu, Fujiko Ueno (73) mengatakan hampir 20 orang berada di rumahnya untuk merayakan Tahun Baru ketika gempa terjadi, tetapi secara ajaib semuanya selamat tanpa cedera.

Ratusan gempa susulan terjadi di Prefektur Ishikawa di Jepang Tengah setelah gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter yang melanda wilayah tersebut pada hari Senin, menurut Badan Meteorologi Jepang.  Puluhan gempa susulan berkekuatan 4 SR ke atas menyebabkan guncangan tanah yang kuat di wilayah tersebut.

“Semua terjadi dalam sekejap mata,” katanya, sambil berdiri di jalan di antara puing-puing reruntuhan dan lumpur yang keluar dari permukaan jalan yang retak.

Beberapa pemimpin dunia mengirimkan pesan belasungkawa dan Presiden Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan apapun yang diperlukan kepada Jepang.

Pemerintah Jepang memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk mengungsi dari rumah mereka pada Senin malam, mengirim mereka ke gedung olah raga dan gedung  sekolah, yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.

Banyak dari mereka kembali ke rumah mereka pada hari Selasa ketika pihak berwenang mencabut peringatan tsunami.

Namun sekitar 33.000 rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik di Prefektur Ishikawa pada hari Selasa setelah suhu turun di bawah titik beku pada malam hari, menurut situs web Hokuriku Electric Power (9505.T).  Hampir 20.000 rumah tidak memiliki pasokan air.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada hari Selasa setelah bencana tersebut.  Kishida menunda kunjungan Tahun Barunya ke Kuil Ise yang dijadwalkan pada hari Kamis. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.