IGN Sanjaya Putra Dikukuhkan Jadi Ketua IDAI Cabang Bali

pengurus idai
Pelantikan Pengurus IDAI Cabang Bali Periode 2021-2024 bertempat di Bali Dynasty Resort, Kuta. (ist)

MANGUPURA | patrolipost.com – Pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali Periode 2021-2024 digelar di Ballroom Bali Dynasty Resort Kuta, Minggu (30/1/2022) kemarin. Dokter IGN Sanjaya Putra SpA(K) secara resmi dikukuhkan sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali Periode 2021-2024.

Pelantikan turut dihadiri Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Made Rentin, Ketua IDAI Cabang Bali Periode 2017-2021 Dr dr I Gusti Lanang Sidiartha SpA(K), Ketua Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Bali dr Gede Putra Suteja, para Dokter Spesialis Anak, organisasi profesi serta tamu undangan lainnya.

Ketua IDAI Cabang Bali masa bakti 2021-2024, Dr IGN Sanjaya Putra SpA(K) berharap dalam pelantikan  kepengurusan yang baru dapat bekerja semaksimal mungkin. Adapun masalah-masalah yang ada atau tujuan yang ingin dicapai tentunya tidak bisa lepas dari visi-misi nasional secara umum.

“Seperti penurunan angka kematian bayi dan balita, pengendalian atau pencegahan stunting, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular serta herd security yang khusus untuk pandemi,” terangnya.

Pihaknya mengatakan, adanya pandemi ini  harus tetap menjaga Protokol Kesehatan (Prokes) semaksimal mungkin, terutama meningkatkan vaksinasi, meningkatkan penggunaan masker, mencegah terjadinya kerumunan, dan wajib cuci tangan.

“Karena dengan hal itu kita harapkan kasus akan menurun. Apabila tujuan tersebut tercapai, maka kita harapkan Indonesia Emas 2045 akan segera terwujud sesuai dengan poin ketiga dari Sustainable Development Goal (SDG) itu yakni kesehatan anak yang baik dan kesejahteraan anak. Nah, itu yang kita harapkan dapat terwujud,” ungkapnya.

IGN Sanjaya Putra juga menuturkan, guna mencapai segala tujuan yang sudah dicanangkan, tentunya segenap pengurus harus bisa bekerja sama, baik itu di antara anggota secara keseluruhan, lintas-lintas sektoral terkait yang ada di Bali, bahkan stakeholder yang telah melakukan kerjasama untuk bersama-sama mencapai tujuan tersebut. Misalnya bekerjasama dengan BKKBN berkaitan dengan stunting, kemudian bersinergi dengan lintas dari Dinas Kesehatan Tingkat I.

“Tentunya kita akan melakukan pendataan dan pembinaan dulu, di mana pusat stunting banyak ditemukan di desa. Dari temuan itu nanti kita akan bisa bergerak minimal bisa  melakukan pencegahan dan pengendalian stunting,” sebutnya.

Pasalnya, masalah stunting merupakan multi dimensi yang sangat berpengaruh pada aspek ekonomi maupun aspek yang lainnya.

Lebih lanjut diterangkannya, melalui momen ini pihaknya berharap terjadi kerjasama yang terintegrasi atau kolaborasi yang baik diantara semua komponen, baik itu pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat.

“Sehingga tujuan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dapat terwujud. Selain kesejahteraan masyarakat, kita dari IDAI juga punya program terkait meningkatkan ilmu pengetahuan semua anggota,” tuturnya.

Sanjaya Putra mengaku telah mencanangkan, semua anggota IDAI yang kira-kira rajin menulis untuk mendapatkan kredit poin, baik itu karya ilmiah maupun riset perlu ditingkatkan pada periode ini. Sehingga semua anggota IDAI memiliki kemampuan dan mampu berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) menyampaikan harapan agar pengurus baru tersebut mampu menjalankan tugas maupun program yang telah berjalan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

“Saat ini kita sedang menuju Sustainable Development Goal dan juga menuju Indonesia Emas 2045 khususnya pada poin ketiga yaitu Good Health and Wellbeing (Kesehatan yang baik dan Kesejahteraan). Hal ini selaras dengan tujuan IDAI,” ucapnya.

Piprim juga menambahkan, tujuan kesehatan anak ini merupakan tujuan besar dan membutuhkan waktu yang panjang untuk dicapai. Indonesia sedang bertempur melawan morbiditas dan mortalitas bayi dan anak Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan anak. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.