IDF Klaim Temukan Terowongan Tempat Sandera Israel Ditahan Hamas 

terowongan1
Terowongan yang diklaim IDF sebagai tempat tahanan bagi para sandera. (ist)

YERUSALEM | patrolipost.com – Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari melaporkan penemuan sebuah terowongan di Khan Yunis tempat beberapa sandera ditahan. Laporan tersebut dikemukakan Hagari pada Sabtu (21/1/2024) malam.

“Para prajurit menemukan, berdasarkan intelijen yang tepat, pintu masuk ke sebuah terowongan yang terletak di rumah seorang teroris Hamas,” kata Hagari.

Bacaan Lainnya

“Mereka memasuki terowongan menemukan anggota Hamas, dan melakukan pertempuran, yang pada akhirnya militant Hamas tersebut dilenyapkan. Terowongan itu dilapisi dengan bahan peledak dan pintu kejut, yang dimaksudkan untuk melindungi para militan dan mencegah para sandera maju,” ungkapnya.

Hagari juga mengungkapkan, IDF pernah memasuki sebuah terowongan yang didalamnya terdapat jejak para sandera. IDF mengklaim, para sandera pernah berada di terowongan tersebut sebelum dipindahkan ke tempat lain.

“Ketika kami masuk ke dalam terowongan ini, tidak ada sandera di dalamnya, tetapi mereka pernah berada di dalamnya di masa lalu. Setelah sekitar satu kilometer berjalan di dalam terowongan, di kedalaman 20 meter di bawah tanah, para prajurit menemukan ruang tengah yang menurut kesaksian dari para sandera yang kembali – kami memahami bahwa di sanalah mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka,” jelas Hagari.

“Kami menemukan bukti yang membuktikan keberadaan para sandera, termasuk gambar yang digambar oleh Emilia Aloni, berusia 5 tahun, bersama dengan sandera lainnya. Di kelanjutan terowongan, kami menemukan lima sel penjara sempit dan berjeruji, yang masing-masing di dalamnya terdapat sel penjara yang sempit dan berjeruji,” tambahnya.

Menurut kesaksian yang dimiliki pihak Israel, di terowongan ini sekitar 20 sandera ditahan pada waktu yang berbeda-beda, dalam kondisi yang keras, tanpa sinar matahari, di udara pengap, dengan sedikit oksigen dan kelembapan yang sangat buruk sehingga membuat sulit bernapas.

“Beberapa dari mereka telah dibebaskan sebelumnya. Sekitar 50 hari (telah berlalu), dan hari-hari lainnya masih ditahan di Gaza dan mungkin dalam kondisi yang lebih buruk lagi,” tutupnya. (pp04)

Pos terkait