Dr I Nyoman Wiryawan: Rehabilitasi Jantung Penting bagi Penderita

Penyakit jantung tidak hanya diderita lansia, tapi segala usia (ilustrasi/net)

DENPASAR | patrolipost.com – Faktor gaya hidup dan pola konsumsi makanan yang tidak seimbang, dapat menjadi penyebab penyakit jantung. Penyakit jantung tidak hanya menyerang kalangan lansia saja, namun saat ini penyakit jantung juga menyerang berbagai usia yang masih produktif.

Menurut dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RSUP Sanglah, dr I Nyoman Wiryawan SpJP, FIHA, penderita penyakit jantung yang masih produktif  harus menjalani perawatan dan mengikuti segala aturan yang ditetapkan dokter agar tetap bertahan hidup. Hal ini dilakukan lantaran jantung sebagai salah satu organ vital manusia, sangat perlu dijaga dengan baik.

“Pasien harus menjalani program yang disebut rehabilitasi jantung,” jelas dr I Nyoman Wiryawan dikonfirmasi, Selasa (1/6/2021).

Lebih lanjut dikatakannya, rehabilitasi jantung merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan penderita penyakit jantung untuk mencapai kondisi fisik, mental dan sosial terbaik.

“Sehingga pasien dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan seoptimal mungkin dalam bermasyarakat dengan usahanya sendiri,” tuturnya.

Adapun program ini ditujukan kepada pasien dengan penderita miokrad infark, tindakan jantung, operasi jantung, gagal jantung yang kondisi stabil, pace maker, katup jantung, transplantasi jantung, penyakit jantung bawaan dan penyakit gangguan vaskuler.

Kemudian rehabilitasi medik dilakukan dalam empat fase, untuk fase I adalah fase perawatan pasien. Fase ini terjadi selama perawatan dalam rumah sakit sebagai mobilisasi mandiri secara dini pasca operasi.

“Terdapat elemen – elemen kunci yang harus diperhatikan dalam fase I, diantaranya kepastian dan edukasi, koreksi terhadap kesalahpahaman gambaran penyakit jantung, assessment, faktor risiko dan rencana pemulangan pasien,” lanjutnya.

Sedangkan untuk fase II adalah fase pemulihan, yakni satu minggu setelah rawat jalan. Program yang dilakukan diantaranya uji jalan 6 menit, lalu dilanjutkan dengan latihan aerobic dan relaksasi.

“Pasien dikelompokkan ke dalam risiko rendah, sedang dan berat berdasarkan penyakit jantung yang dideritanya,” imbuhnya.

Selain itu, program yang diberikan adalah latihan teratur 3 kali seminggu selama 4-8 minggu, yang pada akhir fase II diharapkan pasien mampu berjalan 3 ribu meter dalam waktu 30 menit. Sementara di fase III, ditujukan untuk meningkatkan fungsi jantung.

Dalam melanjutkan fase II, program fase ini rutin diisi dengan kegiatan 3 kali seminggu selama 3-6 bulan. “Harapannya agar pasien mampu berjalan 3 ribu sampai 4 ribu meter dalam 30 menit. Sedangkan fase IV menjadi program latihan jangka panjang dari aktivitas fisik untuk mempertahankan fungsi jantung dan perubahan gaya hidup,” terangnya.

Pihaknya menyampaikan, rehabilitasi jantung ini merupakan bagian penting dalam upaya penanganan bagi penderita untuk mengembalikan kondisi penderita yang sama, atau mendekati keadaan sebelum sakit sehingga mampu kembali kepada kehidupan normalnya.

“Terbukti, program rehabilitasi ini juga berperan sebagai usaha pencegahan sekunder terhadap penyakit jantung,” pungkasnya. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.