Dokter Residen di RSUP Sanglah Positif Covid-19, Diskes Bali Lakukan Tracing Contact

Managemen RSUP Sanglah menerapkan prosedur tetap (protap) yang ditetapkan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan.

DENPASAR | patrolipost.com – Terkait dokter residen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dikabarkan positif Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali masih melakukan tracing contact. Dokter residen Unair tersebut sebelumnya bertugas di RSUP Sanglah menangani pasien positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mengatakan pihaknya masih melakukan tracing contact, menelusuri orang-orang yang pernah berinteraksi dengan dokter tersebut selama bertugas di RSUP Sanglah.

Bacaan Lainnya

“Sedang dilakukan tracing contact,” kata dr Ketut Suarjaya dikonfirmasi, Jumat (20/3/2020).

Selain itu, Ketut Suarjaya juga mengungkapkan dokter tersebut memang benar sempat bertugas di RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 1 hingga 15 Maret 2020 lalu.

Sedangkan, Kasubag Humas RSUP Sanglah, Dewa  Kresna mengungkapkan, saat ini pihaknya belum dapat memastikan kebenaran terkait informasi seorang dokter residen asal Universitas Airlangga Surabaya positif Covid-19. Dokter itu sempat bertugas di RSUP Sanglah Denpasar. Namun, pihaknya tidak menyangkal bahwa sudah mengetahui adanya informasi tersebut.

“Ya informasi itu memang ada. Tapi benar tidaknya sumber berita itu yang belum bisa kami konfirmasi,” ungkapnya dikonfirmasi, Jumat (20/3/2020).

Sementara, sesuai dengan prosedur penanganan Covid-19, RSUP Sanglah sudah melakukan cleaning dengan penyemprotan dinsinfektan ke seluruh ruangan dan area rumah sakit.

“Untuk ruang Nusa Indah dilakukan 3 kali sehari dilakukan penyemprotan sedangkan area sekeliling rumah sakit dan ruangan lainnya dilakukan 1 kali sehari. Kami juga sudah meniadakan morning report dan visite besar serta tidak mengadakan pertemuan-pertemuan,” terangnya.

Selanjutnya, RSUP Sanglah juga telah konsisten mengikuti imbauan pemerintah untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan massa. Ruang lift dan kursi tunggu pasien diatur sedemikian rupa sehingga menghindari para pengunjung rumah sakit berdesak – desakan saat memanfaatkan fasilitas rumah sakit.

“Dengan memberi pembatas di dalam lift dan kursi duduk pengunjung, masyarakat juga diharapkan mengatur jam kedatangan di poliklinik dengan memanfaatkan pendaftaran pasien secara online sehingga tidak terjadi penumpukan pengunjung,” pungkasnya. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.