Dokter Bagus Darmayasa: Jaga Kesehatan Mental dengan Art Therapy

art teraphy
Dokter Bagus Darmayasa (ketiga dari kiri) bersama para seniman. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Penyebaran Covid-19 telah mengubah kehidupan kita dari berbagai macam aspek. Situasi saat ini membuat kita harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja.

Banyak aktivitas di luar rumah dibatasi, seperti tidak bisa bekerja atau sekolah, berkumpul bersama teman-teman, dan pergi berekreasi. Kondisi ini diperparah lagi dengan tidak adanya kejelasan kapan situasi ini akan berakhir, sehingga berpengaruh bagi kesehatan mental seseorang.

Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja, dr Gede Bagus Darmayasa MM MRepro mengatakan, untuk menjaga kesehatan mental, banyak orang mencoba cara-cara kreatif untuk mengisi waktu mereka selama di rumah saja. Misalnya dengan memasak, membaca buku, menonton film, berolahraga, dan termasuk membuat karya seni. Aktivitas seni bukanlah hanya kegiatan untuk mengisi waktu luang, melainkan juga memiliki dampak secara psikologis bagi yang melakukannya.

“Kegiatan seni yang dilakukan oleh kebanyakan orang, biasanya ditujukan sebagai wadah ekspresi diri. Namun, ketertarikan kita dalam melakukan kegiatan tersebut digerakkan oleh dorongan-dorongan bawah sadar kita yang membuat dorongan tersebut tersalurkan dengan tepat dan membuat diri lebih nyaman lagi,” katanya di Denpasar, Senin (24/10).

Dijelaskan Darmayasa, berdasarkan riset-riset ilmiah, seni merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, seni sering juga digunakan sebagai media untuk melakukan terapi psikologis yang lebih sering dikenal sebagai ‘Art Therapy’. Art therapy merupakan kombinasi antara teknik-teknik terapi psikologis dan proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang.

Tujuan dari art therapy adalah untuk memanfaatkan proses kreatif untuk membantu seseorang mengeksplorasi diri, sehingga nantinya akan membantu orang tersebut dalam menghadapi permasalahan.

“Jadi, kita tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan seni untuk terlibat dalam terapi ini. Dan ini bisa dilakukan oleh segala usia. Teknik-teknik yang biasa digunakan biasanya, seperti menggambar, melukis, mewarnai, memahat, membuat kolase, atau menari. Selagi mengerjakan suatu karya seni, kita menganalisis apa yang telah dikerjakan dan bagaimana perasaan kita terhadap pekerjaan tersebut. Melalui seni, kita dapat melihat konflik dalam diri yang dialami sehingga mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku,” urainya. (007)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.