Dikira Sudah Tewas, Bocah Israel Emily Hand Akhirnya Berkumpul Kembali dengan Ayahnya

emily hand
Emily Hand (9) yang dibebaskan setelah disandera dalam serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. (ist)

JERUSALEM | patrolipost.com – Seorang bocah Israel, Emily Hand (9) kembali ke keluarganya setelah disandera militan Hamas. Emily dibebaskan pada gelombang kedua bersama para sandera lainnya dan disambut gembira oleh keluarganya.

Sehari sebelum dia dibebaskan Emily merayakan ulang tahunnya yang kesembilan sebagai sandera di Gaza dan bertemu kembali dengan ayahnya pada Sabtu (25/11/2023).

Ayah Emily awalnya percaya dia telah terbunuh dalam serangan dahsyat oleh kelompok bersenjata Hamas di Israel selatan pada bulan lalu.

Emily masuk pada kelompok sandera kedua yang dibebaskan oleh gerakan Islam di bawah kesepakatan yang ditengahi Qatar dengan Israel. Ia tampak dalam keadaan sehat dalam sebuah foto yang dirilis bersama sesama sandera Hila Rotem, yang ibunya masih berada di Gaza.

Ibu Emily meninggal karena kanker ketika dia berusia 2 tahun dan keluarganya menggambarkan perasaan campur aduk yang dilaporkan oleh keluarga sandera lainnya.

“Kami tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan emosi kami setelah 50 hari yang penuh tantangan dan rumit,” kata keluarganya dalam sebuah pernyataan.

“Kami sangat gembira bisa memeluk Emily lagi, tapi di saat yang sama, kami mengenang Raya Rotem dan semua sandera yang belum kembali,” imbuhnya.

Bagi warga Kibbutz rumah Hands di Be’eri, salah satu komunitas yang paling parah terkena serangan Hamas bulan lalu, pembebasan beberapa sandera yang diculik pada 7 Oktober membawa kelegaan yang diwarnai dengan kesedihan.

Di resor Laut Mati tempat sebagian besar penduduk Kibbutz dievakuasi, terdengar sorak-sorai dan tepuk tangan saat masyarakat menyaksikan para sandera dibawa ke Israel.

“Kamu tidak tahu, kamu tidak bisa membayangkan mereka akan datang. Kamu tidak bisa membayangkannya, apa yang akan mereka lakukan jika mereka membicarakannya,” kata Talia (10), teman Emily Hand.

“Kami punya banyak pertanyaan, semua orang ingin bertanya kepada mereka, Apa yang terjadi di sana, apa yang mereka lakukan terhadap mereka, apakah mereka makan dan minum,” ujarnya.

Sejak itu, Israel berjanji akan menghancurkan Hamas dan memulangkan para sandera.  Mereka telah melancarkan pemboman tanpa henti di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Pembebasan 13 sandera pada hari Sabtu terjadi setelah sekitar enam minggu pertempuran sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan 50 sandera dengan imbalan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Setelah gencatan senjata empat hari yang dijadwalkan untuk menyelesaikan konflik tersebut selesai, para komandan Israel dan Hamas mengatakan mereka memperkirakan pertempuran akan dilanjutkan.  Masa depan para sandera yang masih berada di Gaza tidak jelas.

“Ini adalah kebahagiaan yang paling menyedihkan dan kesedihan yang paling membahagiakan, namun keluarga kami ada di rumah,” kata Inbal Tzach, yang berada bersama sepupunya, Adi Shoham saat sedang mengunjungi kediamannya di Be’eri.

Namun, karena suami Adi, Tal, masih berada di Gaza, ia mengatakan perjalanan masih panjang agar kebahagiannya jadi sempurna.

“Ini adalah malam yang emosional bagi keluarga yang menyambut orang yang mereka cintai malam ini. Kami akan terus berjuang sampai semua orang yang ditahan bisa pulang,” pungkasnya. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.