Dampak Covid-19, Investasi di Buleleng Terjun Bebas

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu  (DPMPTSP) I Made Kuta.

SINGARAJA | patrolipost.com – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu  (DPMPTSP) Buleleng I Made Kuta menyebutkan, dampak pandemi virus Corona (Covid-19) terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Buleleng sangat berimbas. Terbukti hingga memasuki bulan ke lima angka investasi terjun bebas, bahkan mencapai ke angka yang paling rendah.

Dibandingkan dengan tahun 2019, nilai investasi Buleleng berada di angka tertinggi mencapai Rp 51 triliun. Dengan menyasar berbagai sektor terutama parwisata, perkebunan dan industri sebagai sasaran investasi.

Bacaan Lainnya

”Angka investasi tahun 2019 memang cukup fantastis berada pada angka Rp 51 triliun. Terbanyak di sektor pariwisata, perkebunan dan industry. Hanya saja tahun ini sangat tertatih akibat kondisi global terutama adanya pendemi Covid-19,” jelas Kuta, Rabu (13/5/2020).

Capaian itu, menurut Kuta, karena adanya perbaikan sarana infrastruktur jalan terutama jalan penghubung dari Selatan (Denpasar) ke Utara (Buleleng) berupa shortcut. Hal itu membuat optimisme pasar untuk membuka investasi baru terutama di sektor pariwisata.

”Peningkatan itu disertai adanya permohonan perizinan membangun sarana infrastruktur pariwisata seperti hotel, vila maupun tempat wisata lainnya,” imbuhnya.

Dibandingkan tahun sebelumnya yakni tahun 2018, angka investasi masih berada di angka Rp 13 triliun. Namun dengan dibangunnya jalan shortcut mampu mendongkrak investasi Buleleng hingga ke angka tertinggi.

”Persentase kenaikannya sangat signifikan dari Rp 13 triliun menjadi Rp 51 triliun. Artinya, ada kepercayaan pasar terhadap dibangunnya jalan penghubung Utara-Selatan. Dan kecenderungan itu terlihat dengan adanya peningkatan nilai investasi sangat tinggi,”ujarnya.

Hanya saja untuk tahun 2020 ini, Kuta mengaku tak mempunyai pilihan ataupun target karena kondisi riil pasar dihantam oleh pandemi Covid-19. Kendati banyak pihak yang masih melakukan kemungkinan membuka peluang investasi, namun Kuta meminta semua pihak untuk stand by dahulu sebelum pandemic Covid-19 ini berlalu.

”Saya masih yakin usai wabah virus ini, investasi Buleleng kembali akan bergeliat karena selama ini sorotan orang terhadap Buleleng cukup meningkat. Di situasi pandemic masih banyak yang berniat membangun industri seperti pabrik pakan ternak di wilayah Kecamatan Gerokgak,” ujarnya.

Hanya saja, untuk usaha skala UMKM, masih tetap jalan karena hal itu yang menghidupkan ekonomi Buleleng.

”Kalau untuk skala usaha UMKM, perizinan tetap dilayani kendati kegiatan di kantor sangat berkurang. Kami sudah memberikan imbauan agar menunda seluruh permohonan perizinan sampai situasi membaik atau kalau itu sangat urgent,” ucap Kuta.

Situasi menurunnya angka investasi itu, menurut Kuta tentu akan mengoreksi target PAD yang telah ditetapkan. Kendati dalam Permendagri yang mengatur kinerja DPMPTSP tak dibebani target PAD, namun lebih soal layanan dan kepuasan publik yang dipentingkan. Hanya saja akumulasi retribusi yang masuk perlu dicatat sebagai bentuk retribusi daerah.

“Target PAD tahun 2018 sebesar Rp 7,5 miliar dan terlampaui yakni diangka Rp 9 miliar. Tahun 2019 mencapai Rp 9 miliar. Sedangkan target tahun 2020 mencapai Rp 10 miliar. Namun karena kondisi pandemic Covid-19 target itu dikoreksi ke angka Rp 5 miliar,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.