BPBD Bangli Minta Masyarakat Waspadai Longsor dan Pohon Tumbang

kalak bpbd
Kalak BPBD dan Damkar Bangli, I Wayan Wardana. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Sejak beberapa pekan terakhir hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Kabupaten Bangli. Potensi akan terjadi bencana longsor dan pohon tumbang cukup tinggi. Meminimalisir jatuh korban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Damkar (BPBD dan Damkar) Bangli mengimbau masyarakat agar waspadai bahaya longsor dan pohon tumbang.

Kalak BPBD dan Damkar Bangli, I Wayan Wardana mengungkapkan, secara umum bulan-bulan ini memang sudah memasuki musim penghujan, dengan intensitas tergolong ringan hingga sedang. Hanya saja sebarannya tidak merata.

Bacaan Lainnya

“Berkaca dari pengalaman sebelumnya memasuki bulan Oktober masuk musim penghujan dan puncaknya pada bulan Februari sampai Maret,” ujar Wayan Wardana, Selasa (4/10/2022).

Lanjut mantan Camat Bangli ini, melihat topografi Bangli yang berada di dataran tinggi memiliki dua potensi bencana, yakni tanah longsor dan pohon tumbang. Ancaman bencana longsor kerap terjadi di Kecamatan Kintamani dan Tembuku.

“Kalau untuk wilayah Kecamatan Susut dan Bangli hanya potensi pohon tumbang,” jelasnya.

Kalak asal Banjar/ Kelurahan Kawan Bangli ini mengaku  pihaknya belum membuat imbauan secara resmi. Kendati demikian, pihaknya secara rutin telah menyebarkan prakiraan cuaca dini dari BMKG kepada masing-masing camat.

“Ini sebagai langkah antisipasi. Dengan harapan para camat bisa menyebarkan informasi ini pada grup perbekel masing-masing kecamatan, dan perbekel bisa meneruskan ke Kadus kemudian disebarkan ke masyarakat,” sebutnya.

Selain itu  pihaknya juga terus menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) baik di BPBD maupun Damkar. Kata Wardana, TRC di BPBD Bangli berjumlah 20 orang, yang dibagi dalam tiga shift.

“Satu tim terdiri dari lima orang. Saat ada laporan, TRC harus menuju lokasi paling lama 15 menit. Itu untuk seputaran Bangli, Susut dan Tembuku. Sedangkan Kintamani mungkin lebih, karena jaraknya cukup jauh,” terangnya.

Melihat potensi terjadi bencana yang besar, kendala yang dihadapi ketika lakukan penanganan bencana adalah ketersedian sarana prasarana. Semisal saat lakukan evakuasi pohon tumbang terbentur dengan ketersediaan gergaji mesin.

Saat ini BPBD Bangli memiliki mesin senso sebanyak lima unit. Sementara yang dibutuhkan sebanyak 10 unit dengan beragam ukuran. Selain juga alat pelindung diri (APD).

“Untuk pengadaan kami sudah usulkan. Walaupun realisasinya tetap melihat kemampuan keuangan daerah,” ucapnya.

Selain kendala alat, pihaknya juga masih kekurangan personel. Menurut Wardana, dengan lima orang dalam satu tim TRC, penanganan bencana seperti pohon tumbang  butuh waktu lama.

”Kami juga menyadari tim TRC kita belum dibekali pengetahuan. Karena mereka adalah tenaga-tenaga kontrak pindahan dari instansi lain. Oleh sebab itu ke depannya kita juga harapkan mereka dibekali keterampilan dan pemahaman penanganan bencana. Sehingga ketika menangani bencana, mereka bisa bekerja secara profesional,” jelasnya. (750)

Pos terkait