BMKG Jelaskan Potensi Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2022

gelombang 2cccccc
Menurut peringatan dini BMKG, 29 wilayah perlu waspada cuaca ekstrem hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Tak hanya peringatan dini cuaca ekstrem, BMKG juga memberikan peta sebaran gambaran potensi gelombang tinggi yang bisa diwaspadai. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, potensi cuaca ekstrem yang terjadi menjelang akhir tahun 2022, dipicu oleh aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia. Hal ini berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah.

“Peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan,” kata Guswanto dalam keterangannya, Kamis (29/12).

Selain itu, kata dia, meningkatnya intensitas fenomena ‘cold surge’ atau sehu akan dingin yang disertai dengan potensi arus lintas ekuatorial. Sehingga aliran massa udara dingin dari Asia memasuki wilayah Indonesia, juga dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

Dinamika atmosfer lainnya, lanjut Guswanto, yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif. Hal ini pun berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di perairan sekitarnya.

Fenomena lainnya yang signifikan, kata Guswanto, yakni terpantaunya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, dimana kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.

“Kepada masyarakat, kami imbau untuk tidak panik tetapi tetap waspada, dan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Pangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang,” pungkasnya. (305/jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.