Bio-Energetic Architecture, Pameran Unik Menampilkan Bahan Limbah Pertanian

pameran unik
Pendiri Bio Arsitektur & Biologi Bangunan Mayank Barjatya (kiri) dan Visioner, pelopor, serta wirausahawan sosial Anneke Van Waesberghe (kanan). (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Bio-Energetic Architecture merupakan pameran unik yang menampilkan bahan-bahan alami terbuat dari limbah pertanian dan produk sampingan, yang dapat membantu memperbaiki energi rumah atau tempat kerja sehingga menciptakan ruangan yang lebih sehat. Pameran Bio-Energetic Architecture ini digelar di Kura Kura Bali, mulai dari 14 – 20 November 2022 dan akan terbuka untuk umum mulai 21 – 30 November 2022 mendatang.

Pendiri Bio Arsitektur & Biologi Bangunan dan Direktur Vastuworld Mayank Barjatya mengatakan Bio-Arsitektur ini sebuah seni dan ilmu merancang ruang yang terilhami serta terinspirasi dari prinsip energik alam.

Lebih lanjut dikatakan, pameran Bio-Energetic Architecture ini mengajak penikmatnya menggali kembali secara mendalam tentang pengetahuan bangunan kuno yang didokumentasikan oleh nenek moyang. Mengingatkan zaman terdahulu nenek moyang tinggal di dalam gua dan dikelilingi oleh bebatuan serta energi alam.

“Sangat penting untuk membuat kita merasa memiliki keterkaitan dengan lingkungan kita di kondisi dunia yang kisruh ini. Dengan menciptakan kediaman dan tempat kerja yang dapat memenuhi kebutuhan, kita akan rasa bahagia, damai dan seimbang dalam hidup,” jelasnya.

Pihaknya menuturkan secara ilmiah telah dibuktikan, berdasarkan prinsip arisitektur bio-energik ini dapat  memberikan keseimbangan dalam hidup saat dikelilingi oleh bahan-bahan energik alami. Dimana menurutnya, penggunaan bahan-bahan pada arsitektur bio-energik akan mengurangi stres yang disebabkan oleh bahan bangunan tradisional yang beracun.

“Sebuah pendekatan terhadap proses ilmiah untuk menciptakan kediaman dan ruang kerja yang optimal di lingkungan kita yang sudah terkontaminasi. Bahan-bahan ini melepaskan kita dari stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita. Sebagian besar bahan bangunan saat ini telah meracuni kehidupan kita dan berkontribusi 76 persen terhadap penyakit tubuh kita seperti gangguan kronis, kelelahan, kepekaan, asma, alergi, masalah tidur,  gugup, kesulitan belajar, kekebalan tubuh rendah, infertilitas, dan kanker,” tuturnya.

Sedangkan pada pameran Bio-Energetic Architecture ini, pihaknya telah mengembangkan sebuah bangunan bio-living hibrida dengan struktur atap, dinding, dan lantai yang terbuat dari basalt, bubur kertas daur ulang, dan diperkuat oleh bio-epoksi alami. Bahan-bahan tersebut membentuk sebuah struktur hibrida yang kuat, dengan 2,5 kali lebih kuat dari baja paduan dan 1,5 kali kekuatan serat kaca. Basalt 4 kali lebih ringan dari baja, namun 2,5 kali lebih kuat. Tidak hanya itu, Basalt juga tahan api, anti jamur, tahan air, dan bahkan anti peluru, tahan gempa dan badai, serta memberikan perlindungan elektromagnetik (G5).

Basalt merupakan batu vulkanik yang sangat dekat dari permukaan bumi daripada jenis bebatuan lainnya, dan mirip dengan basalt yang ditemukan di Venus dan Mars. Basalt adalah jenis batuan beku vulkanik gelap yang terbentuk dari pendinginan cepat lava.

Sementara Visioner, pelopor, serta wirausahawan sosial Anneke Van Waesberghe yang juga sebagai penulis dari pedoman Design for the Environment untuk EPA menilai  basalt dapat membantu dan menjadi sebuah media penyembuhan yang sangat baik, terutama dalam menghadapi perubahan hidup untuk lebih berarti.

“Ketika dikelilingi basalt, hal ini dapat membantumu mengatasi masa peralihan yang sulit, memberikan kepercayaan diri, stabilitas, dan dukungan. Memberikan sebuah energi transformasi bagi kita,” terangnya.

Adapun pameran ini juga menampilkan beberapa contoh bahan-bahan limbah pertanian yang digunakan untuk industri bangunan, serta panel surya terbuat dari limbah pepaya dan furnitur dari jagung. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.