Binatu RSUP Sanglah Berinovasi Buat Masker Bersifat Daun Talas

Masker dari jenis kain WR (Water and Flat Revelant).

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Instalasi Binatu RSUP Sanglah melakukan inovasi membuat masker. Masker tersebut memiliki sifat seperti daun talas.

Kepala instalasi Binatu RSUP Sanglah I Made Surata Witarsa menerangkan bahwa instalasi Binatu melakukan inovasi untuk mengantisipasi bila nanti suatu ketika masker bedah habis, sehingga berupaya membuat masker.

“Jadi kami membuat dari jenis kain WR namanya atau Water and Flat Revelant. Jadi kain ini anti air dan tetesan darah,” terang I Made Surata Witarsa.

I Made Surata Witarsa menjelaskan pembuatan masker ini bekerja sama dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan berdiskusi. Masker ini memiliki sifat yang seperti daun talas.

“Nah, maskernya seperti ini, jadi kalau kita tuangkan air, air itu seperti air di daun talas. Jadi dia tidak akan terserap. Jadi itu faktor safetynya. Jadi kalau ada bersin atau apa, dia akan jatuh sendiri,” jelasnya.

Kemudian, masker ini didalamnya akan dilapisi kain non woven. Non woven yang sebenarnya adalah kain pembungkus linen saat dilakukan proses sterilisasi.

“Kita masukkan non woven didalamnya, jadi sebetulnya ini sudah double barrier. Double perlindungan, kainnya sendiri sudah water revelant sehingga air itu tidak akan terserap,” ungkap Witarsa.

Witarsa menuturkan suatu ketika inovasi ini akan direkomendasikan ke petugas non medis atau suatu ketika masker bedah akan digantikan dengan masker inovasi ini.

“Suatu ketika kami berpikir bahwa kita harus bermula dari petugas non medis. Jadi kita rekomendasikan memakai ini. Atau bahkan suatu ketika masker bedah itu akan kita ganti,” imbuhnya.

Menurutnya, masker ini sudah jelas memiliki konsep barrier bagus dan nilai costnya lebih murah. Cost masker bedah per ply kurang lebih Rp 490 hingga Rp 500, sedangkan masker ini dapat 200 kali cuci dengan non woven sudah dihitung Rp 290.

“Jadi per satu kali pemakaian kita irit Rp 200 rupiah. Jadi sebetulnya nilai efisiennya sudah kita hitung,” tambahnya.

Namun, karena masker bedah masih dalam batas toleransi maka masker ini belum di launching.

“Nanti kita akan launching bersama PPI. Jadi tidak usah khawatir kedepannya kalau masker langka, kita sudah punya back-up,” pungkasnya. (cr02)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.