BI Dorong TPID Kabupaten Jembrana Fokus Pengembangan Hilirisasi Produk Pertanian dan Industri Pengolahan

HLM TPID Kabupaten Jembrana. (ist)

 

JEMBRANA | patrolipost.com –Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, usai memaparkan kondisi perekonomian dan inflasi Provinsi Bali, sekaligus perkembangan ekonomi dan harga pangan strategis di acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jembrana, mengingatkan pentingnya TPID Kabupaten Jembrana berfokus pada sektor pertanian dan mendorong industri pengolahan dengan mengembangkan hilirisasi produk pertanian.

“Kondisi ini nantinya dapat memberikan nilai tambah pada produk pertanian sehingga akan meningkatkan daya jual atau daya saing komoditas ekspor, seperti padi, kakao dan ikan, yang tentunya akan berdampak pada perekonomian kabupaten Jembrana,” sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho juga mengapresiasi kehadiran Bupati Jembrana selaku pemimpin rapat HLM kali ini. Hal ini sesuai dengan arahan Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP).

“Kehadiran Bupati/Wakil Bupati dalam rapat TPID sebagai wujud komitmen Kepala Daerah atas pelaksanaan program pengendalian inflasi di daerah serta akan mendapat penilaian yang tinggi pada aspek proses dalam penilaian TPID Award,” ucap Trisno Nugroho.

Sementara itu, memasuki awal tahun 2021 curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan bencana banjir di beberapa kota dan daerah yang berakibat mengganggu tingkat produksi dan distribusi dari daerah pemasok menuju daerah yang dipasok, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba juga mengingatkan seluruh unsur TPID Kabupaten Jembrana dapat mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi permasalahan tersebut, karena pada bulan Maret akan terdapat perayaan hari besar keagamaan yaitu Hari Raya Nyepi dan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW serta Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan April yang akan datang. Diharapkan dengan langkah antisipasi yang tepat, dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Jembrana.

Seperti diketahui dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) pada Februari 2021. Meski demikian, beberapa komoditas pangan justru mencatat kenaikan harga, diantaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau dan bayam. Untuk mengantisipasi Hari Raya Nyepi, empat komoditas yang perlu dicermati ialah telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit. Hal ini terutama disebabkan oleh periode perayaan Nyepi yang berlangsung pada triwulan I di mana pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya. Perkembangan harga cabai rawit dan daging babi masih terus mengalami tren yang meningkat, seiring dengan keterbatasan pada kedua pasokan tersebut.

Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan yaitu:(1) pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan OPD dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19, (2) TPID menjamin kecukupan pasokan, kestabilan harga dan kelancaran distribusi sebelum pelaksanaan hari raya Nyepi dan Isra Miraj, (3) mendorong kerja sama antar daerah, (4) mendorong pembentukan BUMD pangan; dan (5) pemanfaatan aplikasi digital dalam teknologi pertanian, pemantauan harga dan penjualan hasil pertanian.

Senada dengan asesmen Bank Indonesia, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Sutama, mengatakan adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di pasar. Sementara, curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit terganggu. Upaya Pemerintah Kabupaten Jembrana berupa pemberian bibit cabai kepada masyarakat dinilai belum mampu menekan laju kenaikan harga cabai rawit.

Selanjutnya, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jembrana, I Komang Agus Dinata, mengatakan daya beli masyarakat yang masih belum pulih serta keengganan pedagang dan distributor untuk menambah stok cukup berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan dan kenaikan harga terutama cabai rawit. Untuk itu, sebagai upaya mengendalikan harga akan dilakukan pasar murah di kalangan ASN Pemkab. Jembrana pada hari Jumat mendatang sebelum hari raya Nyepi.

Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupate Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya juga menegaskan perlu adanya MoU kerjasama antar daerah dengan kabupaten lain di Provinsi Bali guna mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Jembrana maupun di Provinsi Bali. Apabila diperlukan MoU di luar Provinsi Bali, agar dapat difasilitasi oleh TPID Provinsi Bali. (wie)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.