Beberapa Fakta Laut Hitam, Sehitam Apakah Airnya?

laut hitam
Panorama Laut Hitam. (ist)

KARADENIZ | patrolipost.com – Laut hitam merupakan sebuah objek wisata menarik dan selalu membuat pengunjungnya penasaran. Laut hitam merupakan sebuah kawasan perairan yang terletak di antara benua Eropa dan Asia yang sering disebut juga sebagai kawasan Eurasia.

Melansir kanal Youtube @invoiceindonesia, negara-negara yang berbatasan dengan Laut Hitam ini antara lain adalah Rumania, Turki, Bulgaria, Ukraina, Rusia dan Georgia.

Lalu, kenapa kawasan perairan tersebut dinamai dengan laut hitam? Dan benarkah air di laut ini berwarna hitam? Sehitam apakah warna air laut di kawasan ini?

Secara geografis Laut Hitam atau yang lebih dikenal dengan nama ‘Black Sea’ terletak di antara Eropa bagian Tenggara dan wilayah Asia kecil atau yang disebut dengan Anatolia.

Laut Hitam meliputi area seluas 436.400 kilometer persegi dan memiliki kedalaman maksimum mencapai 2.212 meter. Dikatakan bahwa posisi perairan ini tergolong strategis, karena menghubungkan beberapa jalur laut seperti Laut Tengah atau Mediterania, laut Marmara serta laut Azov.

Jalur Laut Hitam sering dilalui kapal pengangkut barang dari Eropa Timur ke seluruh dunia. Karenanya perairan ini tidak pernah sepi, karena selalu menjadi jalur transportasi laut utama. Selain sebagai jalur transportasi, kawasan laut hitam juga sering dijadikan destinasi wisata bagi para wisatawan.

Bagi wisatawan, nama Laut Hitam ini terdengar sangat menarik, tidak jarang pula banyak yang mengira bahwa warna air di laut tersebut berwarna hitam sehingga diberi nama Laut Hitam. Namun, pada kenyataannya warna air di Laut Hitam sendiri tidaklah berwarna hitam. Meskipun memiliki nama Laut Hitam, warna air di sini sama seperti warna air laut pada umumnya, yaitu biru.

Ada beberapa teori yang cukup populer tentang asal-usul nama Laut Hitam. Dalam sejarahnya, wilayah perairan yang kita kenal dengan nama Laut Hitam ini dulunya oleh orang Yunani kuno dikenal dengan nama ‘Pontos Axienos’ atau laut tidak ramah. Hal ini terutama disebabkan karena adanya penduduk asli yang dikenal barbar dan tidak ramah yang menempati wilayah pantainya.

Selain alasan itu, nama tersebut diberikan karena dulunya perairan ini dikenal sulit dinavigasi oleh para pelaut. Setelah bangsa Yunani berhasil menaklukan wilayah tersebut, nama perairan ini pun kemudian diubah menjadi ‘Euxeinos Pontos’ atau laut ramah. Teori lain menyebutkan nama Laut Hitam sendiri diyakini diberikan oleh bangsa Turki pada sekitar abad pertengahan. Hal ini didasarkan pada dokumen sejarah yang menunjukkan bahwa selama periode kekaisaran Ottoman wilayah perairan ini disebut dengan nama Bahr-e siyah atau Karadeniz, yang berarti Laut Hitam dalam bahasa Turki Ottoman.

Menurut salah satu argumen, alasan di balik penyebutannya tersebut berkaitan dengan badai yang terjadi selama musim dingin yang menyebabkan air di wilayah tersebut terlihat berwarna hitam, sehingga para pelaut menyebutnya sebagai Laut Hitam. Argumen lain yang masih berkaitan dengan bangsa Turki adalah pada masa lalu orang-orang Turki menandai arah dengan warna.

Dalam mitologi Turki kuno, warna hitam melambangkan arah Utara, putih melambangkan Barat, biru melambangkan Timur, merah melambangkan Selatan dan kuning melambangkan tengah. Karena laut tersebut terletak di Utara Turki, maka itulah sebab alasan laut tersebut dinamakan Laut Hitam. Teori selanjutnya menyebutkan bahwa nama Laut Hitam kemungkinan berasal dari benda-benda yang tenggelam di perairan tersebut seperti benda-benda logam, tumbuhan mati serta materi hewan pada kedalaman 150 meter. Setelah jangka waktu tertentu benda-benda ini akan terkena lapisan lumpur hitam yang disebabkan karena konsentrasi hidrogen sulfida yang tinggi di perairan tersebut. Penemuan benda-benda semacam itu yang muncul di seberang laut mungkin menjadi alasan di balik penamaan Laut Hitam.

Itulah beberapa teori paling populer tentang asal-usul nama Laut Hitam. Selain asal-usul nama yang cukup menarik, ternyata Laut Hitam juga masih memiliki beberapa fakta menarik lainnya. Salah satu fakta paling menarik tentang Laut Hitam adalah zona air anoksik-nya. Perairan anoksik adalah wilayah air laut, air tawar atau air tanah yang kehabisan oksigen terlarut atau lebih tepatnya, tidak ada kandungan oksigen yang signifikan di dalam air tersebut.

Laut hitam adalah badan air terbesar dengan cekungan meromictic, yang berarti pergerakan air antara lapisan bawah dan atas laut yang merupakan fenomena langka yang tidak dapat ditemukan di tempat mana pun di dunia.

Pergerakan ini membuat perbedaan suhu yang cukup besar diantara lapisan-lapisan air tersebut, sehingga membuat lapisan bawah benar-benar bebas oksigen dan tidak aktif.

Fakta cukup menyeramkan dari laut hitam adalah  sisa-sisa kapal dan manusia serta bahan-bahan lain yang mudah terurai seperti tali, kayu dan lain-lain masih bisa ditemukan di dasar laut. Bahkan setelah ratusan tahun mereka memasuki perairan tersebut. Meski terdengar menyeramkan, ternyata ada penjelasan ilmiah dari fenomena ini.

Penjelasan ilmiahnya adalah karena sifat anoxic dari lapisan air laut yang lebih rendah, hal ini menyebabkan proses dekomposisi atau penguraian menjadi sangat lambat. Oleh karena itu, tidak perlu heran jika tetap ada jasad atau sisa-sisa orang mati di dasar Laut Hitam. Karena pencampuran dangkal antara dua lapisan air di Laut Hitam menyebabkan kehidupan laut tidak dapat bertahan hidup di zona anoksik. Karenanya, hanya perairan permukaan laut hitam yang kaya oksigen yang mendukung untuk kehidupan laut.

Untuk bagian perairan yang lebih dangkal atau dekat dengan garis pantai, makhluk hidup yang bisa ditemui di Laut Hitam antara lain adalah kepiting, moluska, ikan bentik dan beberapa spesies ikan lainnya. Sedangkan di kedalaman hingga 15 meter, bisa ditemui ganggang cokelat, siput laut, krustasea kecil dan cacing laut.

Pada kedalaman 20 meter hingga 30 meter terdapat pari punggung duri, ikan Turbot laut hitam, hiu dogfish, ikan gurnard atau triglidae. Lalu, di bagian perairan dengan kedalaman lebih dari 150 meter hanya bisa dihuni oleh bakteri anaerob yang menghancurkan sisa kehidupan di lapisan atasnya. Tidak ada ikan ataupun ganggang yang bisa hidup pada kedalaman tersebut karena sama sekali tidak ada oksigen.

Selain tidak adanya oksigen, perlu diingat bahwa lapisan air yang lebih rendah dari 150 meter Laut Hitam mengandung sekitar 92% hidrogen sulfida, yang merupakan gas yang sangat beracun. Walau laut ini kurang cocok dihuni oleh penghuni laut pada umumnya, namun Laut Hitam menjadi pilihan favorit para ilmuwan untuk penelitian. Bagi mereka Laut Hitam menjadi surganya penelitian, karena karakternya yang sangat unik dan berbeda dengan laut pada umumnya. Di Laut Hitam juga ditemukan cadangan gas alam raksasa.

Dikutip dari kontan.co.id, pada tahun 2020 lalu Turki mengumumkan penemuan gas alam terbesarnya di Laut Hitam mencapai 320 miliar meter kubik. Dikatakan bahwa jika gas dapat diproduksi secara komersial, penemuan tersebut bisa mengubah ketergantungan Turki pada Rusia, Iran dan Azerbaijan untuk impor energi.

Selain misteri yang terkait dengan Laut Hitam, ada fakta lain bahwa perairan di pedalaman tersebut tetap menjadi salah satu tujuan liburan utama sepanjang tahun. Laut Hitam menawarkan pemandangan yang indah dengan pegunungan tinggi dan pantai-pantainya yang indah, negara-negara di tepi Laut Hitam ini menjadi rumah bagi para pecinta bahari dan traveler.

Ketinggian air di Laut Hitam tetap sama sepanjang waktu karena tidak adanya air pasang atau surut. Hal ini membuat laut tidak mengalami fluktuasi pada permukaan air, sehingga menjaga permukaan lautnya tetap tenang. Meskipun diperbolehkan berenang di permukaan Laut Hitam tetapi para wisatawan harus tetap berhati-hati. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.