Bali Aplikasikan Peringatan Dini Tsunami B-TEWS Berbasis Satelit Radio Digital  

tsunami1
Sekretaris BPBD Bali I Gede Agung Teja Busana Yadnya. (Ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Provinsi Bali mulai mengaplikasikan sistem peringatan dini tsunami yang baru dari sistem satelit ke radio digital yakni, Bali-Tsunami Early Warning System (B-TEWS). B-TEWS merupakan inovasi putra Bali I Gede Agung Teja Busana Yadnya yang menjabat sebagai Sekretaris BPBD Bali.

Gede Agung Teja mengatakan, dari penelitian yang dilakukan, Pemprov Bali memutuskan untuk menggunakan Bali Tsunami Early Warning System (B-TEWS).

Bacaan Lainnya

“Jadi sirene itu terkoneksi dengan radio digital dengan menggunakan pulsa melalui kartu GSM,” jelas Gede Agung Teja, Sabtu (25/11/2023).

Ujicoba tanpa menggunakan satelit telah dilakukan. Hasilnya, sirine peringatan dini tsunami tersebut tetap berbunyi dan secara rutin dicoba setiap tanggal 26.

“Sistem ini diberi nama B-TEWS karena memang inovasi dari Bali, untuk Bali dan belum ada di daerah lain. Teknologinya berbasis radio digital dan GSM,” ujarnya.

Sebelumnya, Bali menggunakan sistem peringatan dini tsunami Ina-TEWS yang berbasis satelit BMKG. Namun, menurut Gede Agung Teja, biaya perawatan Ina-TEWS terlalu mahal. Harga per unitnya berkisar Rp 1 miliar hingga Rp 1,3 miliar.

“Biaya perawatannya berkisar Rp 100 juta per unit per tahun. Ditambah lagi, pabrikan juga menghentikan ketersediaan sparepart atau diskontinyu,” jelasnya.

Bali sendiri memiliki 9 alat deteksi tsunami yang dipasang di 9 titik yakni, Kelurahan Serangan, Sanur, Tanjung Benoa, Pantai Kedonganan, ITDC Nusa Dua, Kuta, Seminyak, Tabanan berdekatan dengan Tanah Lot dan Seririt, Buleleng.

“Bayangkan saja, biaya perawatan atau maintenance per unit bisa lebih dari Rp 100 juta. Coba dikalikan saja, ada 9 unit, hampir mendekati Rp 1 miliar per tahun,” ucapnya.

Tsunami menjadi bencana dengan risiko tinggi dan berdampak korban jiwa secara masif. Dari data yang ada, Bali setidaknya pernah mengalami tsunami sebanyak 8 kali.

BMKG mendeteksi adanya dua zona Megathrust di bagian Selatan Pulau Bali yakni, Megathrust East Java dengan potensi gempa 8,7 SR dan Megathrust Sumba dengan potensi gempa 8,5 SR. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.