Akhir 2019 Shortcut Mengwitani – Singaraja Tuntas

SINGARAJA | patrolipost.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono, menyatakan jalan shortcut Mengwitani-Singaraja yang sedang dikerjakan diharap tuntas pada akhir tahun ini. Hal itu disampaikan Basoeki saat mengunjungi titik 5 dan 6 yang berada di wilayah Kabupaten Buleleng, Minggu (1/9).

“Mulai tahun 2019 kita bangun 6 shortcut sepanjang 4 km yang direncanakan, kita berharap akan tuntas diakhir tahun ini,” kata Basoeki.

Menurut Basoeki, dititik 5 dan 6 yang awalnya terdapat 15 tikungan diperpendek hanya menjadi 5 tikungan. “Kalau semua sudah selesai insyallah transportasi akan lebih lancar,” imbuh Basoeki.

Menurut Basoeki, pembangunan shortcut Singaraja-Mengwitani ini secara keseluruhan sampai dengan titik 10 dianggarkan dana sebesar Rp 550 miliar. Namun, setelah dievaluasi, anggaran itu dapat ditekan hingga Rp337 miliar.

“Ada penghematan sekitar 40 persen dari usulan awal sebanyak Rp 550 miliar. Dengan metode value engineering anggaran itu bisa ditekan,” jelasnya.
Dengan adanya penghematan itu, terbuka peluang diteruskannya pembangunan shortcut hingga ke titik 11 dan 12 yang masuk ke wilayah Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada. “Soal titik 11 dan 12 usulan Bupati (Buleleng, red) saya belum tahu detilnya. Kemungkinan akan dipertimbangkan termasuk desainnya,” ucap Basoeki.
Sementara, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyampaikan usulan agar menambah titik shortcut sampai titik 11 dan 12. Ini untuk melanjutkan proyek shortcut yang sudah diprogramkan sampai titik 9 dan 10. Dititik 11 dan 12 akan tersambung dengan Desa Ambengan.
“Saya rasa dengan efisiensi, pembangunan shortcut 1 – 10, titik 11 dan 12 sangat berpeluang bisa dilanjutkan,” katanya.
Menurut Agus Suradnyana, untuk pembangunan berkelanjutan, Buleleng sangat memerlukan aksesbilitas terutama saat bicara soal konsep keseimbangan Bali utara dan selatan. Dan akses itu merupakan solusi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.
“Kita memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Saya rasa dengan adanya aksesibilitas yang memadai, kesenjangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan bisa sedikit teratasi,” tandasnya. (war)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.