Ya Ampun! Jadi Destinasi Wisata Super Premium, Jalan Kota Labuan Bajo Ada Kubangan Lumpur

Kondisi salah satu ruas Jalan Wae Bo - Lancang - Serenaru rusak dan tergenang lumpur. Selasa (5/1/2020).

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Labuan Bajo sejak ditetapkan sebagai Kota Destinasi Wisata Super Premium terus berbenah. Berbagai proyek perbaikan sejumlah sarana dan prasarana penunjang seperti jalan dan drainase terus dipercantik. Proyek Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dinilai mampu mengubah wajah Kota Labuan Bajo.

Namun kondisi ini ternyata berbanding terbalik di beberapa area dalam Kota Labuan Bajo. Kondisi jalan dari dan menuju area Serenaru – Lancang – Wae Bo tidak seindah kondisi jalan menuju Kampung Ujung atau Pantai Pede. Membentang sepanjang ruas Serenaru Lancang, jalan ini terkesan tidak pernah diperhatikan, baik dalam bentuk perbaikan kondisi jalan maupun penataan median taman jalan.

Bacaan Lainnya

Pantauan media ini, kondisi jalan yang rusak, berlubang serta digenangi air banyak ditemukan di area ini. Belum lagi rumput – rumput liar yang tumbuh tinggi subur di tengah median taman jalan tersebut. Bahkan di salah satu titik jalan, terdapat tumpukan tanah yang menutupi badan jalan jalur Lancang – Serenaru.

Yohanes salah seorang warga Serenaru menjelaskan, kondisi median jalan yang tidak pernah mendapatkan penataan dari pihak Pemerintah Kabupaten Mabar telah berlangsung sejak lama. Tumbuhan liar menutupi median jalan seolah-olah dibiarkan tumbuh subur. Berbeda jika dibandingkan dengan kondisi median jalan sepanjang ruas jalan Frans Lega (depan kantor Bupati Mabar) hingga sepanjang ruas jalan menuju kantor DPRD Mabar.

“Kondisi seperti itu sudah lama, kurang diperhatikan oleh Pemerintah, beda dengan yang di depan kantor Bupati dan menuju kantor DPRD Mabar, rumput tumbuh sedikit pasti langsung dipotong, kalau di sini seperti dibiarkan,” ujarnya, Selasa (5/1/2021).

Sementara itu Lurah Wae Kelambu, Markus Randu menjelaskan, kondisi median jalan sepanjang ruas jalan Serenaru – Lancang yang sebagian besar tertutup  rumput – rumput liar sering mendapat penataan dan pembersihan dari pihak kelurahan bersama warga. Namun pihaknya hanya mampu membersihkan sebagian kecil median jalan tersebut.

“Kami bersama masyarakat kadang bersihkan rumput rumput liar yang sering tumbuh, tapi kami tidak sanggup membersihkan semua. Kadang karena kesibukan di kelurahan juga jadinya jarang dibersihkan,” tutur Markus.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Manggarai Barat, Bonaventura Ardin menjelaskan, sesuai instruksi Bupati Manggarai Barat awal tahun 2019 yang lalu, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah diberi tugas untuk menata dan menjaga kebersihan setiap median taman jalan dalam Kota Labuan Bajo.

“Terkait pembersihan median itu memang selama ini sudah dibagi ke setiap OPD. Itu yang sudah berjalan selama ini, hanya dalam pelaksanaan ini, ada yang benar-benar menjalankan tugas dengan baik, sedangkan yang lain ini mungkin karena kesibukan di instansinya mereka tidak maksimal membersihkan median yang sudah dibagikan,” jelas Bonaventura.

Ke depannya menurut Bonaventura, Dinas Lingkungan Hidup pun juga akan ikut bertanggung jawab dan menjamin median jalan yang tidak terurus harus bisa diurus dengan penataan yang rapi dan bersih sehingga tidak mengganggu estetika lingkungan dalam kota Labuan Bajo.

“Ke depannya tentu kita juga akan ikut bertanggung jawab. Penataan median jalan yang bersih dan rapi sepanjang ruas jalan Serenaru Lancang harus sama seperti median jalan lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Antonius Atu, warga RT 011/RW 004, Lancang, Kelurahan Wae Kelambu menyoroti kondisi jalan di lingkungan tempat tinggalnya yang hancur dikarenakan tingginya mobilisasi kendaraan pengangkut hahan material menuju Pelabuhan Peti Kemas Wae Kelambu.

Antonius menyebutkan, kondisi jalan tersebut hancur sejak beberapa bulan belakangan. Kendaraan dengan muatan besar menyebabkan kondisi aspal hancur dan meninggalkan lubang yang besar. Kondisi ini diperparah setelah lubang besar tersebut berubah menjadi genangan air sehingga memperparah kondisi jalan dan kadang menyulitkan pengendara lainnya.

“Mulai rusak dua bulan yang lalu, semenjak ada proyek pembangunan Pelabuhan di Menjerite Itu. Karena sering lewat oto (mobil) besar, makanya jalan mulai rusak. Sebelumnya belum pernah,” jelasnya.

Kondisi ini pun pernah dipermasalahkan kepada setiap supir dump truck yang lewat di jalur tersebut. Namun keluhan warga tidak pernah digubris. Antonius bersama warga lainnya pun pernah meminta bantuan agar pada genangan dan jalan rusak tersebut ditutupi pasir. Namun lagi-lagi permintaan ini tidak pernah diindahkan. Ia bersama warga pun berinisiatif untuk menutup kubangan tersebut dengan pasir. Namun kondisi jalan kembali rusak setelah sering dilalui kendaraan dengan muatan berat tersebut. Antonius pun berharap agar kondisi jalan tersebut secepatnya mendapatkan perhatian dari Pemkab Mabar.

Menyikapi kondisi ruas jalan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Mabar, Oktavianus Andi Bona menjelaskan, rusaknya jalan pada area tersebut dikarenakan beban muatan dari truck pengangkut material yang melintasi ruas jalan tersebut. Kekuatan beban jalan tersebut maksimal 10 ton, namun berat muatan setiap truck yang mencapai 20 ton tentu menyebabkan jalan tersebut lebih cepat hancur melebihi umur konstruksi jalan.

“Kondisinya karena over capacity. Kapasitas muatan dump truck melebihi kapasitas tonase kekuatan jalan itu sendiri. Ini disebabkan karena muatan tiang listrik PLN melebihi kapasitas. Itu yang menyebabkan jalan itu hancur lebih cepat, melebihi dari umur konstruksinya. Jalan itu kan dikerjakan tahun 2018 dalam keadaan baik. Tapi akhir-akhir ini jalan itu menjadi jalan utama dari arah utara masuk ke Kota,” tutur Pria yang akrab disiapa Ovan Adu tersebut.

Namun kondisi tersebut menurut Ovan akan segera ditindaklanjuti dengan proses perbaikan oleh Dinas PUPR Mabar.

“Kami rencanakan minggu depan ini kami mulai pembenahan memperbaiki kembali ke kondisi semula. Mulai dari Cabang Bappeda, kiri – kanan menuju Serenaru, tembus Lancang dan Wae Bo. Kami sudah lihat jalan itu dan memang memperihatinkan juga,” ujarnya.

Ovan mengakui hingga saat ini belum ada jalur alternatif untuk mobilisasi kendaraan yang memuat tiang listrik milik PLN atau material milik proyek Dermaga Peti Kemas di Pebuhan Wae Kelambu, Namun ke depannya, pihaknya telah mempersiapkan jalur khusus bagi kendaraan yang keluar masuk Pelabuhan Multipurpose tersebut. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.