37 Orang Meninggal, Kombes Syamsu: Korban Tewas Terus Bertambah

Aparat TNI bersama tim gabungan terus berupaya mencari korban tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa yang menguncang Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). (ist)

MAMUJU | patrolipost.com – Tim Gabungan TNI-Polri dan BPBD Basarnas terus berupaya melakukan evakuasi dan pencarian korban dari reruntuhan gempa bumi 6,2 magnitude di Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021).

Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Syamsu Ridwan mengatakan, hingga pukul 18.00 Wita, tercatat 37 orang meninggal dunia dari dua wilayah terparah, yakni Kabupaten Mamuju dan Majene.

“Korban meninggal dunia di Mamuju ada 29 orang dan di Majene ada 8 orang. Untuk korban luka-luka ada ratusan, mungkin di atas 200-an orang. Kemungkinan korban meninggal akan terus bertambah,” jelas Syamsu.

Dia mengatakan, hingga kini tim gabungan masih terus melakukan pencarian dan proses evakuasi dampak gempa yang terjadi sejak Kamis 16 Januari kemarin. Sejumlah fasilitas publik dan rumah warga rusak parah.

“Beberapa akses dari Makassar ke Mamuju di daerah Majene ada lokasi longsor, saat ini belum bisa dilalui. Namun upaya dari tim untuk mensterilkannya. Insyaallah mudah-mudahan kalau tidak ada susulan lagi besok sudah bisa dibuka aksesnya,” papar Syamsu.

Selain akses jalan, jaringan listrik dan komunikasi juga belum stabil. Syamsu menyebut jalur alternatif yang bisa digunakan ialah jalur dari arah Palu menuju Mamuju. “Sama jalur dari Polman itu,” ungkapnya.

Kades Tewas di Pengungsian
Kepala Desa (Kades) Mekkatta, Kasman tewas saat berada di pengungsian. Seorang saksi mata, Ahmad Maulana (25), yang saat itu berada di lokasi mengatakan, saat gempa pertama pada 14 Januari lalu korban bersama sejumlah warga lainnya sempat mengungsi ke dataran tinggi, namun naas tempat yang dijadikan warga tersebut mengungsi justru roboh dan menimpa kades saat gempa susulan Jumat, (15/01/2021) dini hari tadi.

“Iya lari ke gunung cari tempat mengungsi tapi yang dia tempati rumah batu, pas gempa rumahnya roboh hingga tertimpa,” katanya.

Mulana mengatakan, gempa tersebut sangat terasa, warga sempat berhamburan ke luar rumah dan saat ini tengah mengungsi ke sejumlah dataran tinggi dan perbukitan. Meski berlangsung beberapa kata dia, tak banyak rumah yang roboh di wilayah tersebut lantaran hampir didominasi oleh rumah semi permanen.

“Keras sekali itu gempa, kalau yang roboh cuma sedikit, karena rumah kayu semua,” katanya. (305/snc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.