2.300 Pesepakbola Muda Indonesia Berkompetisi dalam Turnamen Barati Cup Bali 2024

sepakbola
Suasana Pembukaan Turnamen Barati Cup Bali 2024 di BU Training Ground. (maha)

DENPASAR | patrolipost.com – Sebanyak 2.300 peserta berusia 12-14 tahun dari 120 tim yang mewakili 14 provinsi dan 1 Negara ASEAN yakni Malaysia siap mengikuti turnamen Barati Cup Bali 2024 di BU Training Ground. Turnamen ini akan berlangsung pada 2-5 Maret 2024.

Kompetisi sepakbola kelompok usia terbesar di Indonesia ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan program Bangga Merah Putih (Barati) Mendunia. Turnamen ini juga akan menjadi ajang seleksi untuk skuad Barati 2024 yang akan berkompetisi di World Youth Cup – Gothia Cup di Swedia pada bulan Juli 2024.

Barati Cup Bali 2024 akan berlangsung selama 4 hari dengan total 240 pertandingan dengan menggunakan 9 lapangan. Pada hari pertama dan kedua, tim KU-12 dan KU-13 akan dibagi menjadi 11 grup, sedangkan KU-14 akan dibagi menjadi 8 grup. Setiap tim di setiap Kelompok Umur akan bertanding satu sama lain.

Sementara itu, pada hari ketiga dan keempat, akan dilaksanakan pertandingan sistem gugur untuk menentukan juara turnamen.

CEO Barati Mendunia Krisna Wisnu Marsis mengatakan, dalam ajang tahun ini, selain seleksi pemain, juga akan dilakukan pencarian pelatih yang akan mendampingi setiap Kelompok Umur (KU) 12, 13, dan 14 tahun selama kompetisi di Swedia.

“Inisiatif baru ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah, terutama Kemenpora dan PSSI, dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang sepakbola,” kata Krisna pada pembukaan turnamen Barati Cup di BU Training Ground, Minggu (3/3/2024).

Proses seleksi skuad Barati akan dilakukan oleh Coach Indra Sjafri untuk memilih 52 pemain terbaik.

Pelaksanaan secara keseluruhan, Barati Cup Bali kata Krisna, program rangkaian pertama selama 12 bulan dimulai dari seleksi pemain terbaik, training center, dan selanjutnya ke Gothia Cup di Swedia.

“Para pemain ini nantinya akan dipersiapkan melalui Training Center di Jakarta sebelum berangkat ke Swedia,” jelasnya.

Untuk memudahkan proses seleksi di lapangan digunakan teknologi sport science kelas dunia seperti Catapult. Teknologi ini kata Krisna sebagi tool untuk memantau bakat anak lebih spesifik melalui data.

“Jadi kita mempunyai data, kalau talents out ingin melihat data, ingin anak lebih spesifik lebih detail kita punya datanya,” jelas Krisna.

Teknologi ini dioperasikan tanpa operator yang mengikuti action di lapangan.

Sementara itu, Coach Indra Sjafri mengatakan, dari 2.300 pemain, PSSI meyakini banyak talenta-talenta yang akan dipersiapkan menjadi kader pemain Tim Nasional.

“Kita butuh generasi baru pesepak bola Indonesia yang kualitasnya lebih baik dari yang sekarang,” kata Coach Indra.

Untuk itu, kata Coach Indra terdapat lima pilar yang harus dipersiapkan yakni, perbaikan struktur, kurikulum sepakbola, pengembangan pelatih baik kualitas dan kuantitas dan pengembangan pemain.

“Kita berharap pemain yang muncul kualitasnya lebih baik dari yang sebelumnya,” imbuhnya. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.