15 ODP Diperiksa Rapid Test di GOR Swecapura Klungkung

Orang bestatus ODP sebanyak 15 orang diperiksa rapid test di GOR Swecapura oleh Tim Diskes Klungkung.

SEMARAPURA | patrolipost.com – Pemkab Klungkung melalui Dinas Kesehatan terus melakukan pendalaman kesehatan bagi warga yang berstatus orang dalam pantauan (ODP) di Klungkung. Caranya dengan pemeriksaan rapid test terhadap 15 ODP di GOR Swecapura, Rabu (1/4/2020).

Menurut  Kordinator KRIS, Kadek Body (33) selaku Tim yang ditugasi Dinas Kesehatan didampingi Kabid Yankes dr Komang Gde Sentanu Wibawa (35), Penanggung Jawab dari Dinas Kesehatan Klungkung, pihaknya ditugaskan untuk melakukan rapid test terhadap ODP Klungkung yang berjumlah 15 orang.

“Rapid test dilaksanakan bagi  masyarakat yang sudah terdiagnosa ODP atau yang sedang dalam pemantauan. Warga yang diperiksa hari ini sudah disurati melalui Puskesmas masing masing kecamatan yang menjadi tempat tinggal warga ODP,” ujarnya.

Lebih lanjut disebutkan, pemeriksaan rapid test juga untuk meningkatkan antibodi para ODP. Harapannya dengan pemeriksaan yang dilakukan kemungkinan jika diagnostiknya hasilnya positif, itu kemungkinan sudah ada terjangkit Virus Covid-19.

“Semuanya masih kemungkinan. Jadi belum pasti ,jika dia negatif belum tentu juga dia tidak tidak terjangkit. Jadi rapid test sebagai skrining awal sebagai pedoman, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan ketika hasilnya positif maupun negatif,” jelasnya.

Dari pantauan pemeriksaan rapid test di GOR Swecapura yang dilaksanakan Tim Dinas Kesehatan Klungkung ada 3 langkah. Pertama, para OPD yang diperiksa langsung di atas sepeda motor langsung  discrening suhu tubuh. Kedua yang diperiksa disemprot dengan disinfektan tetap di atas motornya. Selanjutnya OPD tadi langsung diperiksa rapid test oleh para Tim Dokter yang ditugaskan. Namun apa hasilnya, Tim tidak mau membuka hasilnya kepada media.

Beberapa ODP diketahui pernah bekerja di kapal pesiar. Seperti Komang YU (29) warga Banjar Tankas Gelgel, Klungkung, menyatakan dirinya bekerja di kapal Pesiar MSC yang dipulangkan lebih awal dan sempat diberikan isolasi mandiri sejak  15 Maret 2020 dan isolasi mandiri  berakhir 31 Maret 2020.

“Memang saya sempat mengalami demam dan mengalami perawatan di rumah sakit dan dinyatakan negatif, tapi saya berusaha menjaga kesehatan diri dengan mengikuti anjuran pemerintah,” ujarnya.

ODP lainnya Ni Wayan MIS (23) asal Tangkas mengaku baru pulang dari Jakarta tanggal 14 Maret yang lalu dan sempat disuruh isolasi mandiri di rumah.

“Saya kuliah profesi di Jakarta dan datang tanggal 14 Maret juga dikenai isolasi mandiri. Saya juga sempat mengalami demam,” katanya seraya mengeluarkan KTP-nya.

Dalam pemeriksaan semua ODP sebanyak 15 orang dilakukan dengan memperlihatkan KTP Elektronik dengan NIK untuk memudahkan kordinasi dan pengawasan jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan nantinya. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.