Usut Pembakaran Posko Pemuda Pancasila

bakar 11111
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Ady Wibowo akan mengusut tuntas pembakaran Posko Pemuda Pancasila. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Aksi pengeroyokan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) dan pembakaran Posko Pemuda Pancasila (PP) di Kembangan, Jakarta Barat, masih diselidiki polisi. Polres Metro Jakarta Barat akan mengusut tuntas dua kejadian tersebut.

“Akan kita usut tuntas,” ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibobo kepada wartawan, Rabu (17/11/2021).

Ady mengatakan peristiwa tersebut adalah sebuah bentuk pidana. Polisi sudah tentu akan mengusut tuntas kejadian yang menewaskan anggota FBR dan juga mengakibatkan anggota Pemuda Pancasila terluka.

“Perkara pidana sudah jelas unsurnya, sudah terpenuhi.

Lebih lanjut, Ady mengatakan pihaknya akan meningkatkan intensitas patroli malam di wilayah Jakarta Barat. Hal ini untuk mencegah agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

“Yang pasti konsep pencegahan akan kita tingkatkan dan optimalkan sebagai konsep yang lebih mengedepankan pencegahan agar masyarakat tidak menjadi korban atau pelaku kejahatan. Patroli di lokasi dan jam rawan,” kata Ady.

Ady juga menyampaikan pihaknya telah membentuk tim untuk mengusut dua kejadian ini. Polisi akan mengejar pelaku utama terkait dua insiden ini.

Sebelumnya, Polres Jakarta Barat membantah adanya bentrokan terkait insiden pengeroyokan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) dan terbakarnya Posko Pemuda Pancasila (PP) di Kembangan, Jakarta Barat. Polisi kini mencari aktor di balik dua kejadian itu.

“Kita sedang bergerak mencari pelaku utama, setelah dapat aktor utama akan jelas permasalahannya. Apakah ada permasalahan pribadi atau apa,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo.

Ady membantah jika dua insiden yang dialami FBR dan Pemuda Pancasila ini adalah bentrok ormas. Ady mengatakan dua peristiwa tersebut murni tindakan individu dan tidak terkait dengan ormas FBR serta Pemuda Pancasila.

“Tidak ada bentrok. Tapi statement saya, itu bukan organisasi. Bahwa itu kejadian pidana seperti biasa, tapi bukan konteks FBR vs PP karena tidak ada atribut yang mereka gunakan,” kata Ady.

“Karena kita tanya kepada kedua belah pihak tidak ada kontak ormas. Jadi person per person, bukan organisasi, tapi individu,” lanjutnya.

Soal perusakan terhadap posko yang menjadi simbol ormas, menurut Ady, hal itu hanyalah dampak keributan antar-individu.

“Bisa jadi itu dampak, tapi case sebenarnya kita nggak melihat itu antarormas, tapi antarindividu. Kalau terkait itu (ada perusakan posko ormas), itu adalah dampak tambahan yang kebetulan,” katanya.

Ihwal penyebab terjadinya pengeroyokan anggota ormas ini, Ady mengatakan pihaknya masih mendalaminya. Namun, ia kembali menekankan bahwa kejadian tersebut bukan bentrokan antar-ormas. (305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.