Warga Balik Bukit Desa Songan Kintamani Kini Lebih Mudah Mendapatkan Air Bersih

peresmian spam
Peresmian perpanjangan pipa SPAM Balik Bukit Desa Songan A dan Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Ketersediaan air bersih merupakan masalah klasik yang dihadapi warga yang bermukim di Balik Bukit. Namun masalah tersebut kini bisa tertangani setelah pemerintah daerah mengucurkan anggaran Rp 2 miliar untuk program perpanjangan Pipa Induk Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Balik Bukit Desa Songan A dan Desa Songan B, Kecamatan Kintamani.

Tuntasnya kegiatan perpanjangan pipa SPAM dan air mengalir lebih dekat ditandai dengan peresmian yang dilakukan Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Sabtu (18/12/2022).

Bacaan Lainnya

Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengatakan, air merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan keberadaan SPAM  yang lama sudah diidamkan oleh masyarakat balik bukit ini, maka kebutuhan dasar masyarakat sudah bisa terpenuhi.

Disebutkan, Pemerintah Kabupaten Bangli selalu memprioritaskan kepentingan-kepentingan dasar, seperti air, jalan dan jembatan yang mempunyai fungsi sosial demi kemajuan masyarakat.

“Ketika ini menjadi hal yang sangat penting, maka kita harus menjaga dan merawat fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah. Dengan begitu ada sebuah keseimbangan antara masyarakat dan pemerintah, pemerintah berusaha untuk membangun, maka masyarakat harus menjaganya dengan baik,” ujarnya.

Ketua Pengelola SPAM Balik Bukit, I Kadek Astika menjelaskan bahwa keberadaan SPAM di balik bukit Desa Songan A dan Songan B tersebut berawal dari program  Bantuan BKK Provinsi Bali berupa hibah barang dengan nilai Rp 7,7 miliar. Kemudian di tahun Pemerintah Kabupaten Bangli juga membantu dengan pagu anggaran sebesar Rp 2 miliar.

SPAM  tersebut saat ini telah mampu mengaliri air kepada 13 banjar yang ada di balik bukit Desa Songan A dan Songan B, dengan jumlah penduduk sekitar 1.600 kepala keluarga.

“Saat ini pipa-pipa yang dibantu melalui program pemerintah tersebut sudah masuk hingga ke jalan- jalan setapak di masing- masing banjar dan masyarakat sudah dapat mengambil air bersih melalui jalan setapak tersebut,” jelasnya.

Sedangkan untuk aliran air hingga ke rumah warga, saat ini pembiayaan masih berupa swadaya dari masyarakat sendiri.  Sebelum adanya program/bantuan ini, masyarakat secara swadaya menarik air danau untuk bisa sampai di balik Bukit.

Menurut Astika, dengan keberadaan SPAM tersebut, pertumbuhan perekonomian masyarakat mulai dirasakan. Masyarakat di balik bukit sudah mulai bergerak dalam bidang pariwisata dan peternakan.

“Kami berharap ke depannya agar pemerintah selalu memperhatikan dan membantu masyarakat yang berada di balik bukit dalam upaya menumbuhkan perekonomian,”  sebutnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.