Umpat Siswa dengan Ucapan Kotor, Guru SMAN 6 Poco Ranaka Minta Maaf

guru dan wartawan
Guru SMAN 6 Poco Ranaka bersama awak media. (nad)

BORONG | patrolipost.com – Dugaan kekerasan verbal yang dilakukan Guru SMAN 6 Poco Ranaka berawal dari kekeliruan siswa yang menyontek saat ujian.  Hal ini disampaikan Yusinus Silo Jebarus, seorang guru di SMAN 6 Poco Ranaka di Lonto Ulu, Lambaleda Selatan, Manggarai Timur, NTT, Senin (12/6/2023).

Hadir pada kesempatan tersebut Kepsek SMAN 6 Poco Ranaka Frans Nomor, Guru SMAN 6 Poco Ranaka Yusinus Silo Jebarus, awak media patrolipost.com dan Portal Manggarai serta beberapa guru lain yang turut mendampingi.

Sebelumnya di media Portal Manggarai diberitakan, seorang murid di SMAN 6 Poco Ranaka yang menolak identitasnya disebut mengungkapkan curhatan hatinya karena seorang guru (seni budaya) masuk kelas dan mengumpat para murid dengan kata “A*j*ng”.  Kejadian guru mengumpat murid dengan kata kotor tersebut terjadi pada Kamis (08/6/2023) pukul 11:00 WIB.

Kepsek SMAN 6 Poco Ranaka, Frans Nomor menyampaikan terima kasih atas kunjungan 2 awak media untuk meluruskan dugaan kekerasan verbal yang terjadi di sekolah yang dipimpinnya.

“Terima kasih karena sudah berkunjung. Dengan demikian, permasalahan seperti dugaan kekerasan verbal yang terjadi di sekolah yang Saya pimpin ini bisa diluruskan dan kita bersama-sama mencari solusinya,” ungkap Frans.

Sementara itu, Yusinus Silo Jebarus atau yang kerap disapa Silo mengungkapkan, sebagai guru, tujuannya baik dalam rangka meningkatkan kualitas daya nalar para siswa. Namun umpatan yang dilontarkan berupa kata “Anj*ng” kepada para siswa merupakan kekeliruan yang dipicu oleh kekesalannya karena siswa menyontek saat ujian.

“Soal ujian yang kami berikan berupa esay test. Tujuannya agar meningkatkan daya nalar siswa. Namun dalam pengerjaan soal ujian, anak-anak menyontek sehingga jawaban sebagian besar sama. Namun jawaban yang sama juga salah,” ungkapnya.

Menurut Silo, para siswa mesti secara mandiri mengerjakan soal ujian. Nilai rendah sekalipun bukan persoalan. Namun melalui pengerjaan soal secara mandiri, para guru bisa mengetahui mana siswa yang belum paham tentang materi yang sudah diberikan.

“Nantinya siswa yang mendapat nilai rendah kita dampingi secara khusus agar bisa paham,” imbuhnya.

Terkait kekeliruannya mengeluarkan umpatan dengan kata ‘Anj*ng’ kepada siswa, Silo mengakui kekeliruannya.

“Itu bentuk spontanitas karena pelanggaran yang dilakukan para siswa. Namun saya menyadari itu kekeliruan saya sebagai guru. Saya sudah minta maaf kepada para siswa karena hal ini. Saya mengasihi para siswa Saya dan sangat menginginkan mereka lebih maju dari sekarang,” pungkas Silo. (pp04)

Pos terkait