Tongkang Batubara PLTU Celukan Bawang Terbakar, Warga Sesak Nafas

SINGARAJA | patrolipost.com – Kekesalan warga memuncak saat kapal tongkang pengangkut batubara milik PLTU Celukan Bawang, kembali terbakar saat parkir di pantai, Selasa (27/8). Asap yang ditimbulkan akibat terbakaranya batubara itu membuat warga kampung di Dusun Brongbong, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak sesak nafas.

Kondisi itu diperparah oleh hembusan angin laut cukup kencang yang mengarah ke perkampungan penduduk yang tak jauh dari lokasi parkir tongkang batubara. Tidak hanya asap, aroma batubara sangat menyengat dan membuat beberapa warga nyaris pingsan, padahal mereka telah menggunakan masker.
Tongkang pengangkut batubara yang terbakar hanya berjarak 20 meter dari bibir pantai menunggu untuk diturunkan ke dome milik PLTU Celukan Bawang. Warga mengaku tidak bisa berbuat banyak atas kondisi itu dan hanya bisa mengusir tongkang batubara agar menjauh dari perkampungan mereka. Dengan menggunakan sampan, nelayan memaksa operator untuk memindahkan tongkang menjauh ketengah laut.
“Kondisi ini sangat sering kami alami. Bau batubara sangat menyiksa kami setiap hari. Apalagi saat batubara terbakar penderitaan kami semakin lengkap,” keluh Baidi Ahmad, warga setempat.

Menurutnya, banyak diantara mereka yang mengalami gangguan pernafasan terlebih saat batubara berasap, hal itu menyebabkan aktivitas keseharian mereka terganggu.

Bacaan Lainnya
“Bagaimana kami bisa beraktivitas sementara nafas kami sesak oleh asap dan bau batubara, terlebih itu terjadi saat siang hari dengan suhu yang sangat panas,” imbuhnya.

Sementara itu, staf Desa Celukan Bawang, Saharudin menambahkan, pihaknya menduga penyebab terbakarnya batubara di tongkang pengangkut akibat suhu yang sangat panas imbas terik matahari menyengat. Namun anehnya, kata pria yang akrab disapa Sahar ini, heran dengan sikap PLTU Celukan Bawang yang dianggap cuek dengan penderitaan masyarakat akibat menghirup bau batubara yang sangat menyengat.

“Mestinya ada upaya penyiraman dari PLTU Celukan Bawang agar asap dan baunya bisa diminimalisir. Ini sudah tiga hari kejadian kapal pengangkut batubara terbakar dan berasap. Dampaknya bagi pernapasan sangat menyiksa, masak kami dibiarkan menghirup asap batubara setiap hari apalagi arah angin  dari laut ke darat berhembus cukup kuat,” keluh Sahar yang juga sebagai Kelian Dusun Pungkukan, Desa Celukan Bawang itu.

Menurut Sahar, pihaknya sudah berulang kali melaporkan kejadian itu kepada pemerintah desa, agar dapat meneruskan informasi tersebur kepada PLTU Celukan Bawang. Sayangnya, pihak PLTU tidak merespon kejadian itu dan hanya menjauhkan tongkang batubara tanpa ada upaya pemadaman.

“Saat warga bersama nelayan turun ke laut memaksa pihak operator untuk memindahkan tongkang menjauh dari perkampungan baru mereka pindahkan tanpa ada upaya memadamkan terbakarnya batubara,” ucapnya. (war)

Pos terkait