Tabrak Truk, Guru SMPN 1 Susut Sekaligus Atlet Pencak Silat Bangli Meninggal Dunia

melayat
Kepala Disdikpora Bangli, Komang Pariarta beserta jajaran saat melayat ke rumah almarhum Ni Ketut Risnadewi di Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Kabut duka menyelimuti dunia pendidikan dan keluarga besar Perguruan Pencak Silat Bakti Negara Bangli. Pasalnya, salah satu guru sekaligus atlet pencak silat yakni Ni Ketut Risnadewi (34), meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Raya Kayuambua Jurusan Bangli-Susut, tepatnya di Kawasan Pemukiman Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, Senin (27/3/2023).  Jenazah Ketut Risnadewi yang merupakan guru olahraga di SMPN 1 Susut saat ini dititipkan di Ruang Jenazah RSU Bangli.

Dari informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, kecelakaan lalu lintas yang terjadi sekitar pukul 19.00 Wita tersebut melibatkan sepeda motor Yamaha Gear DK 5132 PZ yang dikendarai oleh Ketut Risnadewi dan sebuah truk Nissan DK 8925 CY yang dikemudikan I Ketut Winasa.

Kronologis kejadian naas tersebut berawal saat Ketut Risnadewi melaju dari arah Selatan yakni Desa Sulahan, Kecamatan Susut menuju Utara yakni Desa Tiga. Kemudian di TKP, tepatnya di Banjar Kayuambua terdapat truk berhenti. Truk yang dikemudikan Ketut Winasa asal Banjar/Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Negara membawa muatan besi. Rencananya truk hendak ke Kintamani, namun karena tidak kuat, maka truk berhenti.

Karena cuaca berkabut dan kurangnya lampu penerangan jalan, Ketut Risnadewi menabrak bak belakang truk yang dikemudikan  I Ketut Winasa. Akibatnya, warga Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan, Kecamatan Susut ini meninggal di lokasi kejadian.

Di sisi lain Kanit Laka Sat Lantas Polres Bangli Ipda Ketut Karya saat dikonfirmasi membenarkan adanya laka lantas tersebut. Dalam kasus ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Kasus masih proses penyelidikan. Saat ini masih pemeriksaan saksi-saksi,” ujarnya, Selasa (28/3/2023).

Pantauan dari rumah duka, para pelayat sudah berdatangan. Nampak Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli Komang Pariarta beserta jajarannya serta sejumlah guru.

Kepada media,  suami Ketut Risnadewi yakni I Wayan Sukarman mengatakan bahwa istrinya hendak pergi ke gedung SKB karena ada kegiatan Porsenijar.

“Istri saya masuk dalam kepanitiaan Porsenijar, sehingga bertanggung jawab terhadap kondisi siswa yang bertanding,” ujar Wayan Sukarma.

Ketut Risnadewi diminta untuk membantu menyiapkan konsumsi karena ada siswa/peserta Porsenijar yang menginap di SKB. Ibu tiga anak ini berangkat dari rumah membawa konsumsi menuju ke SKB. “Sebelum berangkat itu maunya saya yang mengantar, tapi dia bersikeras untuk berangkat sendiri. Saya diminta cari kebutuhan untuk konsumsi. Akhirnya dia berangkat sendiri,” kata Wayan Sukarma yang juga pegawai di Dinas PKP Bangli.

Wayan Sukarma mengaku saat mencari kebutuhan untuk komsumsi, sempat mendengar raungan mobil ambulance, namun tidak terlintas dalam pikirannya kalua ambulance itu membawa istrinya. Setelah kembali dari mencari bahan untuk konsumsi, Wayan Sukarman disamperi oleh anaknya dalam kondisi menangis. Anaknya mendapat kabar bahwa ada kecelakaan di jalur Kayuambua.

“Dilihat oleh anak saya, sepeda motor dan pakaian mirip dengan yang digunakan oleh ibunya. Ipar saya juga sempat bilang ada kecelakaan, tapi tidak melihat korban karena sudah dibawa tapi dia melihat sepeda motornya,” ungkap Sukarma terbata-bata.

Saat mengetahui kabar istri kecelakaan, Wayan Sukarman masih berharap bahwa itu bukan istrinya. Sampai akhirnya Wayan Sukarman dengan diantar oleh kerabatnya menuju RSU Bangli. Begitu sampai di RSU, didapati istrinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

“Saat sampai di rumah sakit saya cek nadi sudah tidak ada denyutnya. Istri saya alami luka parah pada bagian kepala,” jelasnya.

Pihak keluarga tidak menyangka jika Ketut Risnadewi meninggal secepat ini dengan cara kecelakaan di jalan raya. Wayan Sukarman menuturkan bahwa istrinya merupakan atlet pencak silat di Bhakti Marga. Istrinya pun beberapa kali ikut di ajang PON dan mampu menorehkan prestasi. Karena kecintaan kepada pencak silat, setelah berhenti dari atlet, Ketut Risnadewi kini menjadi wasit juri. Kemudian keseharian juga mengajar di SMPN 1 Susut.

Bakat Ketut Risnadewi pun menurun pada anak sulungnya, yang kini duduk di bangku kelas VII di SMPN 1 Susut.

Disinggung terkait upacara penguburan, Wayan Sukarman menjelaskan bahwa jenazah akan diambil di RSU Bangli pada Rabu (29/3/2023) pagi. Kemudian ada prosesi nyiramin dan munggah bale. Pada Rabu petang akan dilakukan proses penguburan di setra adat Tanggahan Peken.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Susut, I Wayan Sudita mengatakan pihak sekolah begitu kehilangan atas sosok Ketut Risnadewi. Almarhumah sudah sejak tahun 2015 sebagai guru tidak tetap (GTT) di SMPN 1 Susut .Dan baru tahun kemarin almarhum dinyatakan lolos/diangkat sebagai PPPK.

Selama bertugas almarhumah dikenal sebagai sosok yang energik dan dekat dengan para siswanya. Almarhum sebagai guru olahraga mengajar siswa kelas VII.

“Selain menjadi guru olahraga, almarhum juga menjadi pembina pencak silat di sekolah. Atas bimbingannya siswa kami mampu meraih medali dalam Pra Popnas,” kata Wayan Sudita. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.