Supadma Rudana Undang Anggota Parlemen Dunia ke Pulau Dewata Maret Mendatang, Saat Hadiri Parliamentary Hearing di New York

2022 02 20 08 46 35 392
2022 02 20 08 46 35 392

Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana, saat hadiri Parliamentary Hearing di Markas Besar PBB di New Yok.

 

Bacaan Lainnya

DENPASAR | patrolipost.com – Berbagai issue dunia dibahas dalam pertemuan Parliamentary Hearing di UN Headquarters, New York City yang diadakan setiap tahunnya. Begitu diungkapkan Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana, saat menghadiri agenda tersebut di markas besar PBB. Berbagai issue tersebut diantaranya,

Pertama: tentang meningkatnya ketidakadilan ekonomi di dunia di masyarakat yang mengakibatkan tantangan kemunduran pencapaian SDGs dengan tema besar NO ONE LEFT BEHIND (tidak ada yg boleh tertinggal dalam pencapaain kesejahteraan dalam suatu bangsa di dunia).

Apa yang bisa dilakukan dan apa penyebabnya, serta bagaimana solusi yang dapat diambil? Salah satunya dengan penerapan green ekonomi yang memberikan pertumbuhan terkendali terhadap ekonomi, masyarakat mendapatkan manfaat besar dari peningkatan ekonomi (bukan sekedar korporasi) juga masyarakat menjadi pelaku ekonomi utama termasuk UMKM dan lingkungan juga terjaga dalam pelestariannya.

Tema besar kedua:
Tentang pemeranan generasi muda dalam pencapaian SDGs, serta mereka menjadi pendorong untuk menuju kepada penerapan green ekonomi pencapaian SDGs dan juga menjadi penyuara mengenai issue perubahan iklim dan penggunaan energi yang bersih dan berkelanjutan.

Juga membahas bagaimana lebih banyak lagi generasi muda hadir dalam politik baik menjadi pejuang dalam menyuarakan pentingnya demokrasi dan political proses yang baik, juga ikut aktif sedini mungkin dalam politik. Hal itu tercermin dalam parlemen di suatu negara dengan hadir nya anggota parlemen muda dan perempuan di parlemen.

Issue penyetaraan gender dan pelibatan berbagai pihak dalam berbagai hal juga menjadi bahasan yang dilakukan demi untuk menjaga aga dunia dapat terus memberikan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh umatnya.

Juga dibahas bahwa multiculturalisme atau keberagaman merupakan sebuah kekayaan yang wajib di hargai dihormati dan menuju kesejahteraan bersama, bahwa semua umat manusia berhak mendapatkan segala kesejahteraan dan akses dalam berbagai bidang, tidak dilihat dari warna kulit, suku, agama ataupun nationalitynya.

“Bahwa multilateralisme itu hal yang wajib dilakukan apalagi pada saat terjadi nya pandemi covid 19 ini yang meluluhlantahkan berbagai hal terkhusus keamanan kesehatan dan ekonomi,” demikian Supadma Rudana melalui testimoni dari New York.

Hal utama juga yang dibahas adalah bagaimana issue perubahan iklim merupakan tanggung jawab bersama dan parlemen merupakan salah satu garda terdepan dalam menyuarakan dan menggerakam berbagai pihak untuk mengatasi perubahan iklim ini.

Putu Supadma Rudana hadir bersama delegasi untuk menyuarakan juga peran kearifan lokal Indonesia. Sebagai contoh di Bali Tri Hita Karana merupakan sumbangsih implementasi budaya luhur nenek moyang dan kearifan lokal yg dapat menjadi inspirasi dunia.

Juga pada kesempatan yang baik ini pertemuan bilateral dengan berbagai negara dilakukan baik Indonesia dengan Belgia; Indonesia dengan Colombia; Indonesia dengan Equador, Indonesia dengam beberapa negara lainnya.

Juga pada intervensinya di Gedung PBB Putu Supadma Rudana juga menyuarakan tentang kegiatan IPU Assembly yang ke 144 akan dilaksanakan di Bali di bulan Maret 2022 nanti. Supadma Rudana kembali mengundang parlemen berbagai negara untuk hadir dalam sidang IPU di Bali dengan Tema : Getting to Zero; Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change.

Supadma Rudana menyampaikan masyarakat antusias menunggu kehadiran parlemen dan masyarakat dunia untuk hadir ke Bali berkunjung lagi ke Bali.

“Bahwa kepariwisataam kita telah siap dan keamanan kesehatan terjamin, serta vaksinasi sudah dilakukan 3 kali di Bali, serta berbagai sarana prasarana kepariwisataan telah siap kembali menerima wisatawan menuju pemulihan kepariwisataan Indonesia dan Bali, yang menjadi pintu gerbangnya,” terang Supadma Rudana dalam siaran persnya, Sabtu (19/2/2022) di Denpasar.

Sebelumnya, untuk meyakinkan dunia internasional terhadap kesiapan Bali menerima kunjungan wisatawan, Supadma Rudana telah melakukan pertemuan dengan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan, berbagai pimpinan media nasional di Jakarta, Kementerian Luar Negeri. Hal itu semua dalam rangka pemulihan pariwisata Bali. Supadma Rudana dalam pertemuan dengan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan telah menyampaikan agar setidaknya April kedepan, syarat karantina bagi wisatawan masuk Bali dihapus. (*/wie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.